Jumat, 15 November 2013

KARAKTERISTIK IBU PEMAKAI KONTRASEPSI KB SUNTIK DMPA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.  Tinjauan Teori
1.    Karakteristik
Faktor individu mempunyai peran yang sangat penting dalam pemilihan alat kontrasepsi. Faktor individu merupakan ciri atau karateristik yang secara alamiah melekat pada diri seseorang yang meliputi umur, jenis kelamin, ras/suku, pengetahuan, agama/ kepercayaan dan sebagainya 5).
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2002) perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Begitu juga pada pemilihan alat kontrasepsi di BPS Al Firdaus Ngemplak Boyolali dipengaruhi oleh faktor internal dan ekternal.4)
a.    Faktor Internal karakteristik Ibu.7)
1)   Pengetahuan
a). Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari Tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera peraba, perasa, penglihatan, pendengaran dan penciuman. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.6)

Pengetahuan diperoleh dari informasi baik lisan tertulis dan pengalaman pengetahuan diperoleh dari fakta (kenyataan) dengan melihat dan mendengarkan radio, televisi dan sebagainya. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman berdasarkan pikiran kritis.
b). Klasifikasi Pengetahuan
Dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:8)
(1)   Tahu (know)
Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah, yang diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Untuk mengukur tingkatan pengetahuan ini digunakan kata kerja menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
(2)   Memahami (comprehention)
Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
(3)   Aplikasi (application)
Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.
(4) Analisis (analysis)
Analisis adalah komponen menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen dalam struktur organisasi tersebut yang terikat satu sama lain seperti membedakan, mengkritik, menganalisis dan menyimpulkan.
(5) Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan komponen-komponen yang terpisah-pisah sehingga membantuk suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, memisahkan, mengelompokkan, menggambarkan dan sebagainya.
(6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Evaluasi ini dilandaskan pada kriteria yang telah ada atau kriteria yang disusun yang bersangkutan, misalnya mendukung, menentang dan merumuskan.
2)      Tingkat Pendidikan
Pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna mencapai perubahan tingkah laku (tujuan) pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena pendidikan mempengaruhi pola pikir seseorang tentang sesuatu hal yang nantinya akan berpengaruh dalam pengambilan suatu keputusan tertentu semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar pengetahuan dan semakin mudah mengembangkan pengetahuan dan teknologi yang berdampak pada peningkatkan kesejahteraan seseorang. Pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan dan pendidikan dipengaruhi oleh banyak hal salah satunya adalah sumber informasi, dan media informasi, baik media cetak, elektronik, human media maupun bidan.
Tingkat pendidikan meliputi 3 kategori yaitu pendidikan dasar (selama 9 tahun yaitu 6 tahun SD, dan 3 tahun SMP), pendidikan menengah (SMA, kejuruan, kedinasan, keagamaan dan sekolah luar biasa), dan pendidikan tinggi (merupakan pendidikan tingkat sajarna).
Telah kita ketahui bersama bahwa setiap jenjang pendidikan baik itu SD, SMP, SMA dan Pendidikan tinggi (tingkat sarjana) memeliki kurikulum yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatannya. Tidak mungkin seorang anak SD akan diberikan pengarahan tentang kontrasepsi yang terlalu detail seperti efek baik positif maupun negatifnya dan kegunaan kontrasepsi tersebut, demikian juga dengan jenjang SMP, mungkin sudah diberikan tentang pelajaran apa itu kontrasepsi, tetapi secara detail juga belum dipelajari sepenuhnya, atau pelajaran tersebut mungkin hanya bagian kulit luarnya dahulu dan selanjutnya akan lebih dijelaskan pada tingkatan SMA apalagi pendidikan tinggi yang mengambil khusus bidang kesehatan. Hal tersebut yang menyebabkan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap karakterisitik seseorang terhadap pemilihan  alat kontrasepsi. 
3)      Umur
Umur adalah waktu atau bertambahnya hari sejak lahir sampai akhir hidup, usia sangat mempengaruhi seseorang semakin bertambah usia maka semakin banyak pengetahuan yang di dapat.
Kemungkinan besar ada pengaruh faktor usia seseorang dalam pemilihan KB, karena makin tua usia seseorang makin banyak pengalaman dan matang dalam pengambilan keputusan.
Umur sangat mempengaruhi karakterisitik seorang. Usia yang lebih muda atau menikah muda misalnya saat usia 17 tahun, dipastikan mempunyai pengalaman, dan kematangan emosi yang berbeda dengan orang yang sudah berumur 20 tahun ke atas. Pada usia misalnya 17 tahun, mungkin karena perbedaan pengalaman dan kurangnya informasi karena dampak dari perbedaan umur akan berpengaruh pada pemilihan alat kontrasepsi. Disamping itu pengaruh emosi juga akan menentukan pemilihan kontraseepsi. Pada umur 17 tahun dengan 20 tahun ke atas berbeda tingkat emosinya yang mungkin masih labil apabila mendengar atau melihat orang yang melakukan kontrasepsi tertentu dan berakibat buruk pada orang yang memakai kontrasepsi tersebut misalnya menjadi gemuk, sehingga secara emosi membawa mereka untuk tidak melakukan atau memilih KB tersebut tanpa mau bertanya kepada para medis atau pelayan kesehatan. Pada orang berumur 20 tahun ke atas, kemungkinan besar tidak mudah langsung percaya pada kejadian yang dilihatnnya karena kedewasaan berpikirnya sehingga akan ditanyakan lebih lanjut kepada pelayan kesehatan atau yang mengalami kegemukan tadi, sehingga tidak langsung memvonis kegemukan karena faktor utamanya pemakaian kontrasepsi tertentu.
4)      Pekerjaan
Ibu-ibu yang bekerja sering memilih KB yang tidak menganggu aktivitas pekerjaannya, misalnya KB suntik  3 bulanan, KB IUD, yang intinya tidak menganggu aktivitas dan bisa bertahan lama, jadi untuk wanita bekerja sering tidak memilih KB suntik 1 bulanan, pil, yang diwajibkan rutin dengan jangka pendek
b.    Faktor Eksternal karakteristik (Soewandi 2001 dan Sarwono Prawiroraharjo 2002) meliputi :9,10)
1)   Sosial Budaya
Menurut Soewandi (2001), cara hidup orang dimasyarakat juga sangat mempengaruhi timbulnya kecemasan. Individu yang mempunyai cara hidup yang teratur dan falsafah hidup yang jelas pada umumnya lebih sukar mengalami kecemasan sehingga melakukan hal-hal yang semestinya dilakukan seperti mengimunisasikan anaknya. Tetapi apabila cara hidup yang tidak teratur dan falsafah hidup yang tidak jelas akan lebih mudah mengalami kecemasan sehingga kadang mendapat informasi yang kurang benar tentang kontrasepsi mengakibatkan anaknya tidak diimunisasikan.
2)         Sosial Ekonomi
       Menurut Sarwono Prawirorahardjo (2002), salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan dan pola hidup adalah stress psikososial, yaitu kemelaratan. Ditambahkan oleh Soewandi, (2001) bahwa status ekonomi yang tinggi pada seseorang akan menyebabkan orang tersebut mempunyai pola hidup dan cara hidup yang lebih baik. Hal tersebut mempengaruhi pola pikir dari seseorang sehingga kemungkinan berpengaruh terhadap pemilihan alat kontrasepsi dengan kaca mata ekonomi atau pendapatan mereka masing-masing.9,10)
2.      KB Suntik
Adalah cara untuk mencegah teryadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif murah dan aman. Sebelum disuntik , Kesehatan ibu harus diperiksa dulu memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan pada ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakaian KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.11)
Kontrasepsi suntik dapat di bedakan menjadi 2 yaitu:11)
1.         KB Suntik kombinasi
suntik 1 bulan yang berisi hormon estrogen dan progesteron.
2.         KB Suntik DMPA (Depomedroksi Progesteron Asetat)
a.         Pengertian
Depo provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi perenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif. Noresterat juga termasuk dalam golongan ini 11).
b.    Farmakologi 11)
1) Tersedia dalam bentuk laruran mikrokristalistaline.
2) Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak, lalu kadarnya tetap tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.
3) Pada pemakaian jangka lama, tidak terjadi efek akumulatif dari
DMPA dalam darah/serum
c.     Cara Kerja Kontrasepsi Suntik DMPA 12)
Cara kerja kontrasepsi suntik adalah DMPA
1). Menekan ovulasi.
2). Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
3). Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
4). Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi sehingga implantasi terganggu.
d.   Efektifitas 12)
Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas tinggi, menurut Hartanto (2004) kurang dari 1 % dari 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian DMPA. Kontrasepsi suntik sama efektifnya dengan (Pil Oral Kombinasi) POK dan lebih efektif dari IUD. Tetapi menurut Saifuddin (2006) efektif dapat terjaga apabila penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
e.   Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Suntik DMPA
Keuntungan kontrasepsi suntik DMPA, antara lain sebagi berikut: 12)
1)   Sangat efektif.
2)   Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3)   Tidak berpangaruh pada hubungan suami istri.
4)   Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
5)   Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
6)   Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
7)   Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
8)   Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
9)   Dapat digunakan oleh wanita usia > 35 tahun sampai perimenopause.
10) Mencegah anemia.
Kerugian kontrasepsi suntik DMPA diantaranya, sebagai berikut: 12)
1) Pola haid yang normal dapat berubah menjadi amenorhea, perdarahan irreguler, perdarahan bercak, perubahan dalam frekuensi lama dan jumlah darah yang hilang.
2)   Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian. Perdarahan intermenstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan berjalannya waktu, sedangkan kejadian amenorhea sangat besar.
3)   Klien sangat tergantung pada sarana pelayanan kesehatan.
4)   Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
5)   Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
6)   Terlambatnya pemulihan kesuburan setelah pemakaian dihentikan.
7)   Penggunaan jangka panjang akan menimbulkan perubahan pada lipid serum dan dapat menurunkan kepadatan tulang.
f.    Indikasi dan Kontraindikasi Suntikan DMPA
Indikasi kontrasepsi suntik DMPA adalah: 12)
1)   Usia reproduksi.
2)   Nulipara dan yang telah memiliki anak.
3)   Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi.
4)   Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5)   Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6)   Setelah abortus atau keguguran.
7)   Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
8)   Anemia defisiensi besi.
9)   Sering lupa memakai pil.
10) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kombinasi.
Kontraindikasi kontrasepsi suntik DMPA yaitu:
1)   Hamil atau dicurigai hamil.
2)   Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3)   Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama amenorhea.
4)   Riwayat kanker payudara.
5)   Diabetes mellitus yang disertai dengan komplikasi.
g.   Waktu pemberian kontrasepsi suntik DMPA, yaitu: 12)
1)   Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2)   Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3)   Pada ibu yang tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat asalkan dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil dan Ibu tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari setelah suntikan.
4)   Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti dengan kontrasepsi suntik, suntikan pertama dapat segera diberikan asalkan dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil.
5)   Ibu yang sedang menggunakan AKDR dan ingin ganti dengan kontrasepsi suntik, suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid asal yakin ibu tersebut tidak hamil.
6)   Ibu yang tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal ibu tersebut tidak hamil dan selama 7 hari setelah penyuntikan ibu tidak boleh melakukan hubungan seksual.
h.   Cara Pemberian Kontrasepsi Suntik DMPA 12)
Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan dengan cara disuntik intramuskular di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja dan efektif. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi etil isopropil alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik. 12)
i.    Efek Samping Kontrasepsi Suntik DMPA
Menurut Depkes RI dalam Saifuddin, (2006) ada beberapa efek samping dari KB suntik DMPA yaitu: 12)
1)   Gangguan siklus haid
a)   Gejala/ keluhan
(1)     Tidak mengalami haid (amenorhea).
(2)     Perdarahan berupa tetesan/ bercak-bercak (spotting).
(3)     Perdarahan di luar siklus haid (metroragia/breakthrough bleeding).
(4)     Perdarahan haid yang lebih lama dan lebih banyak daripada biasanya (menoragia).
b)   Penyebab
Karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami perubahan histologi. Keadaan amenore desebabkan atrofi endometrium.
c)   Penanggulangan dan pengobatan
(1)     KIE
(a)     Jelaskan sebab terjadinya.
(b)     Jelaskan bahwa gejala/ keluhan tersebut dalam rangka penyesuaian diri, bersifat sementara dan individu.
(c)     Motivasikan agar tetap memakai suntikan.
(2)     Tindakan medis
(a)     Amenorea (tidak haid)
i.    Tidak perlu dilkakukan tindakan apapun. Cukup konseling saja.
ii. Bila klien tidak dapat menerima kelainan tersebut, suntikan jangan dilanjutkan. Anjurkan pemakaian jenis kontrasepsi lain.
iii.  Diberikan pil KB 3 x 1 tablet dari hari I-III, 1 x 1 tablet mulai hari IV selama 4-5 hari.
(b)     Spotting/metroragia (perdarahan bercak/ menetes)
Diberikan pil KB 3 x 1 tablet per hari selama 7 hari.
(c)     Menoragia (perdarahan lebih banyak atau lebih lama dari biasanya)
Diberikan tablet sulfas ferosus 3 x 1 tablet (5-7 hari) sampai keadaan membaik.
2)   Depresi
a)   Gejala/ keluhan
Perasaan lesu (lethargi), tidak bersemangat dalam kerja/kehidupan.
b)   Penyebab
Diperkirakan dengan adanya hormone progesterone terutama yang berisi 19-norsteroid menyebabkan kurangnya Vitamin B6 (Pyridoxin) di dalam tubuh.
c)   Penanggulangan dan pengobatan
(1)     KIE
(a)     Jelaskan sebab terjadinya depresi.
(b)     Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu. Beri motivasi agar tetap memakai suntikan.
(2)     Tindakan medis
(a)     Diberikan Vitamin B6 2-3 x 1 tablet (10 mg) per hari sampai gejala depresi hilang.
(b)     Bila depresi menetap dan terus memberat, hentikan pemakaian suntikan dan ganti cara kontrasepsi nnhormonal.
3)   Keputihan (Lechorea)
a)   Gejala/ keluhan
Keluarnya cairan berwarna putih dari dalam vagina atau adanya cairan putih di mulut vagina (vagina discharge)
b)   Penyebab
Oleh karena efek progesterone merubah flora dan pH vagina, sehingga jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan menimbulkan keputihan.
c)   Penanggulangan dan pengobatan
(1)     KIE
(a)     Jelaskan sebab terjadinya keputihan.
(b)     Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.
(c)     Menjaga kebersihan daerah kemaluan (berganti celana dalam, menggunakan pembalut yang cocok).
(d)    Memotivasi agar tetap memakai suntikan.
(2)     Tindakan medis
(a)     Bila disertai rasa gatal, cairan berwarna kuning kehijauan atau berbau tidak sedap, dapat diberikan pengobatan antimikotik secara per-vaginam: nistatin 100.000 IU intravaginal selama 14 hari.
(b)     Bila keputihan terus berlangsung maka pemakaian suntikan dihentikan sementara.
4)   Jerawat
a)   Gejala/ keluhan adalah timbul jerawat pada wajah.
b)   Penyebab adalah progestin terutama 19-norprogestine menyebabkan peningkatan kadar lemak.
c)   Penaggulangan dan pengobatan
(1)     KIE
(a)     Jelaskan sebab terjadinya jerawat.
(b)     Mengurangi makanan yang berlemak (kacang, susu, kuning telur).
(c)     Menjaga kebersihan wajah dengan membersihkan wajah 2 x sehari dengan pembersih muka.
(d)    Menghindari pemakaian kosmetik wajah yang berlebihan.
(2)     Tindakan medis
(a)     Bila tidak mengganggu, cukup menjaga kebersihan wajah.
(b)     Bila terlihat infeksi diberikan Tetrasiklin 3-4 x 1 kapsul 250 mg, selama 1-2 minggu.
(c)     Bila jerawat menetap dan bertambah banyak, ganti cara kontrasepsi non-hormonal.
5)   Rambut rontok
a)   Gejala/ keluhan
Rambut rontok selama pemakaian suntikan atau bisa sampai sesudah penghentian suntikan.
b)   Penyebab
Progesteron terutama 19-norprogesterone dapat mempengaruhi folikel rambut, sehingga tinbul kerontokan rambut.
c)   Penanggulangan dan pengobatan
(1)     KIE
(a)     Jelaskan sebab terjadinya rambut rontok.
(b)     Gejala ini bersifat sementara dan individu akan kembali normal tanpa pengobatan setelah suntikan dihentikan.
(2)     Pengobatan
Disebabkan gejala kerontokan bersifat sementara maka tidak perlu diadakan pengobatan
6)   Perubahan Berat Badan
a)   Gejala/ keluhan
(1)     Kenaikan berat badan rata-rata untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3-2,9 kg.
(2)     Berat Badan berkurang/turun. Setiap tahun rata-rata penurunan berat badan antara 1,6-1,9 kg.
b)   Penyebab
Kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.
c)   Penanggulangan dan pengobatan
(1)     KIE
(a)     Jelaskan sebab terjadinya perubahan berat badan.
(b)     Penambahan berat badan ini bersifat sementara dan individu (tidak terjadi pada semua pemakai suntikan, tergantung reaksi tubuh wanita itu terhadap metabolisme progesteron).
(2)     Tindakan medis
(a)     Berat badan meningkat
Anjurkan untuk melakukan diet rendah kalori dan olah raga yang proporsional untuk menjaga berat badannya.
(b)     Berat badan menurun
Anjurkan untuk melakukan diet tinggi protein dan kalori, serta olah raga yang teratur.
7)   Pusing/ Sakit Kepala/Migrain
a)   Gejala/ keluhan
Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang amat sangat.
b)   Penyebab biasanya dikaitkan dengan reaksi tubuh terhadap progesteron.
c)   Penanggulangan dan pengobatan
(1)     KIE
(a)     Jelaskan sebab terjadinya pusing/sakit kepala/migrain
(b)     Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.
(c)     Beri motivasi agar tetap memakai suntikan.
(2)     Tindakan medis
(a)     Pastikan tekanan darahnya normal
(b)     Berikan pengobatan :
i.    Sakit kepala
-        Antalgin 3x500 mg per hari selama 3-5 hari,
-        Parasetamol 3x500 mg per hari selama 3-5 hari
-        Asam Mefenamat 3x250-500 mg kapsul per hari selama 3-5 hari.
ii.   Migraine                     
Diberikan preparat ergotamine 2 x 1 mg selama 3-5 hari.
iii.     Bila pemberian obat tidak menolong dan keadaan tambah berat, hentikan pemakaian suntikan dan anti cara kontrasepsi non-hormonal.
8)   Mual dan Muntah
a)   Gejala/keluhan
Mual sampai muntah seperti hamil muda. Terjadi pada bulan-bulan pertama pemakaian suntikan.
b)   Penyebab
Reaksi tubuh terhadap hormon progesteron yang mempengaruhi produksi asam lambung.
c)   Penanggulangan dan pengobatan
(1)     KIE
(a)     Jelaskan sebab terjadinya mual muntah.
(b)     Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.Biasanya tubuh akan menyesuaikan diri setelah 2-3 bulan dan rasa mual akan hilang dengan sendirinya.
(c)     Memotivasi agar tetap memakai suntikan.
(2)     Tindakan medis
(a) Diberikan Metoklopramid 3 x 10 mg 15 menit sebelum makan per hari selama 5-7 hari.
(b)     Makan secara teratur, usahakan lambung tidak terlalu lama kosong.
(c)     Bila dalam waktu 3 bulan gejala menetap atau bertambah berat, hentikan pemakaian suntikan dan ganti cara kontrasepsi non-hormonal.