MAKALAH STRATEGI PENINGKATAN
MOTIVASI BELAJAR
SISWA
“KEBERMAKNAAN
TUGAS DAN PELATIHAN ATRIBUSI”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam hidup ini setiap manusia mempunyai tujuan. Untuk
mencapai suatu tujuan manusia harus belajar dari segala hal. Diperlukan juga
motivasi atau dorongan yang kuat dari dalam maupun dari luar. Oleh karena
motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, faktor inilah yang
harus diperhatikan agar semua berjalan dengan maksimal. Kurangnya motivasi
menjadi penyebab timbulnya maslah untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk
mencapai suatu tujuan dengan memotivasi diri dalam belajar, akan menjadi
penggerak utama untuk berusaha keras mencapai atau mendapat apa yang
diinginkan.
Lebih penting sesuatu yang ingin dicapai, dimiliki,
diselesaikan atau ditujui, lebih serius dan lebih kuatlah usaha seseorang,
sebuah keluarga, organisasi, masyarakat atau negara untuk mencapai apa yang
telah ditetapkan. Jadi, dengan tujuan atau hasrat yang lebih penting atau
besar, lebih kuatlah pula dorongan atau motivasi seseorang itu untuk berusaha
bagi mencapai tujuannya.
Pada dasarnya serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa sebenarnya dilatar belakangi oleh sesuatu atau secara umum dinamakan
motivasi inilah yang mendorong mereka untuk melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan, begitu juga untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi.
Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal jika memiliki
motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula
pelajaran itu. Jadi, motivasi akan selalu senantiasa menetukan intensitas usaha
belajar bagi para mahasiswa. Perlu ditegaskan bahwa motivasi bertalian dengan
suatu tujuan. disamping itu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha
dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya
motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik.
Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama di dasari adanya
motivasi maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang
baik.
Kita umumnya memiliki kemauan yang kuat untuk berubah
ketika mengetahui pentingnya makna perubahan. Sesuai dengan kenyataan itu, maka
anda perlu mengenali kebermaknaan kegiatan belajar bagi anda.
Kita cenderung menjelaskan penyebab dari
setiap kegagalan maupun kesuksesan dari usaha kita. Ketika kita mengalami
keberhasilan, kita cenderung berfikir kenapa kita bisa berhasil; mungkin karena
kita hebat, karena ada yang membantu, karena keberuntungan, dan berbagai
dugaaan penyebab keberhasilan yang lain. Kecenderungan ini dalam psikologi
disebut sebagai atribusi.
Dari pernyataan diatas penulis tertarik
untuk membahas pentingnya kebermakanaan tugas dan pelatihan atribusi dikarenakan
dua hal tersebut merupakan trategi dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.
- Tujuan penulisan
1.
Tujuan umum
Mahasiswa
dapat menjelaskan berbagai strategi untuk meningkatkan motivasi belajar.
2.
Tujuan khusus
- Mahasiswa dapat mendeskripsikan pengertian motivasi belajar
- Mahasiswa dapat menjelaskan strategi peningkatan motivasi melalui kebermaknaan tugas.
- Mahasiswa dapat menjelaskan strategi peningkatan motivasi melalui pelatihan atribusi
- Manfaat penulisan
1.
Bagi pendidik
Sebagai bahan
referensi untuk bahan pembelajaran bagi siapa saja yang membutuhkannya untuk
membagun motivasi belajar.
2.
Bagi mahasiswa
Untuk menambah wawasan dalam meningkatkan motivasi
belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
Berkaitan dengan
motivasi belajar, Robinson (1988) menyatakan “ motivasi sangat berperan dalam
mengembangkan kegiatan belajar siswa”. Motivasi merupakan bagian belajar karena
motivasi berfungsi meningkatkan kemauan untuk belajar. Dalam kegiatan belajar,
motivasi diartikan keseluruhan daya gerak dalam diri siswa yang menimbulkan,
menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang ada dapat dicapai.
Motivasi
belajar timbul dari pengadopsian perilaku melalui hubungan sosial. Dalam
hubungan sosial tersebut, seseorang dapat berperilaku agresif terkait dengan
rendahnya hubungan sosial, keterampilan sosial, interaksi sosial, kominikasi
sosial disamping rendahnya pengelolaan emosi dan pemahaman peranan sosial dalam
penyesuaian dirinya sebagai pelajar dengan lingkungannya.
Menurut
kamus psikologi, motivasi belajar secara
harafiah berarti ” perlengkapan psikologik” yang membangkitkan organisme untuk
bertindak ke arah tujuan yang
diinginkan; alasan untuk bertindak yang mana memberi arah dan tujuan pada tingkah laku . Jadi dari kedua arti
tersebut, menjadi jelas bahwa motivasi merupakan vektor, mengandung bobot dan
arah. Jadi motivasi belajar, tentunya perlengkapan psikologik yang
membangkitkan seseorang untuk belajar agar mencapai tujuan. Dengan perkataan
lain, apabila kita tidak jelas dengan tujuan yang hendak kita capai, maka sulit
untuk menemukan motivasi belajar.
Strategi
peningkatan motivasi belajar mahasiswa meliputi :
A. Kebermaknaan
tugas
Makna
adalah suatu bentuk kebahasaan yang harus dianalisis dalam batas-batas
unsur-unsur penting situasi di mana penutur mengujarnya. makna merupakan
hubungan antara bahasa
dengan bahasa luar yang disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat
saling dimengerti. Batasan tentang pengertian makna sangat sulit ditentukan
karena setiap pemakai bahasa memiliki kemampuan dan cara pandang yang
berbeda dalam memaknai sebuah ujaran atau kata.
Kita
umumnya memiliki kemauan
yang kuat untuk berubah ketika mengetahui pentingnya makna perubahan. Sesuai
dengan kenyataan itu, maka anda perlu mengenali kebermaknaan kegiatan belajar
bagi anda. Seberapa penting keberhasilan belajar bagi anda ?
Kebermaknaan
tugas, termasuk belajar, tidak hanya cukup kalau dilihat dari kebermanfaatan
bagi diri sendiri, tetapi juga perlu dilihat dari berbagai pihak. Pihak-pihak
tersebut seperti orang tua, teman dekat, saudara, keluarga , masa depan, teman
sekelas, bangsa dan negara. Bahkan calon putra putri kita kelak. Melihat
kebermaknaan tugas dari berbagai sudut merupakan sesuatu yang penting mengingat
sekali tugas terselesaikan manfaatnya bisa dirasakan banyak hal. Seorang juara
olimpiade, misalnya, merasakan bahwa meraih kejuaraan itu penting karena banyak
pihak yang akan bisa merasakan manfaat dan makna dari kemenangannya, seperti
diri sendiri, keluarga, bangsa dan negara, teman di klub, supporter dan seterrusnya. Kesadaran akan kebermaknaan suatu tugas,
berdasarkan berbagai hasil penelitian, berpengaruh terhadap motivasi dalam
belajar.
Peningkatan
kualitas proses dan hasil pendidikan pada umumnya senatiasa menjadi target
utama oleh para guru dengan mengupayakan memodifikasi berbagai teknik dan cara
dalam proses belajar mengajar. Dalam meningkatkan proses dan hasil belajar
sebagai satah satu indikator kualitas pendidikan, perhatian terhadap kegiatan
siswa merupakan upaya langsung dan paling realitas. Upaya tersebut diarahkan
kepada pengembangan ilmu pengetahuan, setelah mengikuti kegiatan belajar
mengajar di sekolah dalam bentuk pekerjaan tambahan (pekerjaan rumah ).
Pemberian
tugas secara rutin kepada siswa dapat membangkitkan motivasi untuk mengkaji
secara mendalam terhadap mated pelajaran. Proses belajar yang demikian tentunya
membed arti dan makna yang positip terhadap motivasi belajar siswa. Diakui
bahwa proses belajar seseorang itu senantiasa dipengaruhi dari berbagai faktor
dan salah satu diantaranya adalah upaya guru menciptakan kondis! yang kondusif
terhadap days ingatan siswa terhadap materi pelajaran.
Reaksi
secara positif terhadap pemberian tugas, manakala tugas yang diberikan
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing pribadi siswa, karena ini besar
pengaruhnya terhadap proses berpikir seseorang dalam mememecahkan masalah yang
ditemukanpada materi pelajaran.
Dengan
demikian pemberian tugas kepada siswa adalah salah satu langkah logis untuk
mengaktifkansiswa dalam belajar mengajar. Namun dibalik itu pemberian tugas
yang sering sekali juga dapat mengakibatkan kejenuhan dan pembagian waktu
dengan mengerjakan yang lain, sehingga guru seyogyanya berupa memperhitungkan
kemampuan dan keterbatasan dari siswa dan dijadikan sebagai dasar membangkitkan
motivasi belajar siswa. Namun demikian ada sejumlah issu yang cukup potensial
untuk dikaji yaitu, perhatian guru terhadap aktivitas siswa dalam proses
belajar megajar dan aspek kajian dalam penelitian ini adalah pemberian tugas
kepada siswa.
Reaksi
dari siswa itu sangat bervariasi antara lain keinginan, kemampuan dan
kesempatan untuk mengerjakan tugas. Dan diakui tugas yang sukar dan sering
dilakukan oleh guru dapat menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kadar
belajar siswa.
Jadi untuk
mengetahui ketepatan siswa menyelesaikan tugas dapat diadakan interaksi
tersebut sikap kejujuran siswa sangatdiharapkan untuk mengemukakan tentang
kemampuan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan Guru. Indicator yang sangat
penting adalah kejelasan makna tugas yang diberikan dan lama waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Karena indicator ini sangat mempengaruhi
terhadap kondisi objektif yang dihadapi oleh setiap siswa, yang diakui
mempunyai latar belakang karakteristik yang berbeda setiap siswa.
B. Pelatihan
atribusi
Atribusi adalah sebuah teori yang
membahas tentang upaya-upaya yang dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab
perilaku kita dan orang lain. Definisi formalnya, atribusi berarti upaya untuk
memahami penyebab di balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa kasus juga
penyebab di balik perilaku kita sendiri.
Teori atribusi pada
dasarnya menjelaskan empat hal tentang keberhasilan dan kegagalan dalam situasi
berprestasi, yaitu: kemampuan, usaha, kesulitas tugas, dan keberuntungan.
Atribusi kemampuan dan usaha berasal dari dalam individu, atribusi kesulitan
tugas dan keberuntungan berasal dari luar individu. Kemampuan bersifat relatif
stabil, tidak berubah, dan usaha dapat berubah. Secara sama, kesulitan tugas
bersifat stabil, sementara itu keberuntungan bersifat tidak stabil dan tidak
dapat diprediksikan.
Kita
cenderung menjelaskan penyebab dari setiap kegagalan maupun kesuksesan dari
usaha kita. Ketika kita mengalami keberhasilan, kita cenderung berfikir kenapa
kita bisa berhasil; mungkin karena kita hebat, karena ada yang membantu, karena
keberuntungan, dan berbagai dugaaan penyebab keberhasilan yang lain. Kecenderungan
ini dalam psikologi disebut sebagai atribusi. Atribusi pada dassarnya merupakan
cara pandang seseorang terhadap penyebab ( cause
) dari suatu hasil.
Atribusi
pada umumnya dikembangkan dari 3 dimensi , yakni lokus, stabilitas, dan
tanggung jawab.
a. Lokus,
mengacu pada lokasi penyebab kesuksesan atau kegagalan. Penyebab kegagalan
berasaal dari dalam diri sendiri ( internal ) maupun dari luar diri ( eksternal
). Contoh dari bentuk atribusi internal adalah bahwa kegagalan seseorang
disebabkan oleh usahanya yang kurang. Sedangkan bentuk atribusi eksternal
adalah kegagalan dikarenakan keberuntungan.
b. Stabilitas,
mengacu pada apakah penyebab kegagalan dari waktu ke waktu stabil atau tidak
stabil.
c. Tanggung
jawab mengacu pada apakah penyebab kegagalan atau kesuksesan dapat dikontrol
atau tidak dapat dikontrol.
Berdasarkan
dimensi diatas maka atribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut sebagaimana yang tampak dalam tabel 1
Tabel 1. Penjelasan atribusi atas alasan
keberhasilan dan kegagalan
Klasifikasi
dimensi
|
Alasan
kegagalan
|
Alasan
keberhasilan
|
Internal-stabi-tidak
terkontrol
|
Bakat yang
rendah
|
Bakat yang
tinggi
|
Internal-stabil-terkontrol
|
Usaha belajar
yang kurang
|
Rajin belajar
|
Internal-tidak
stabil-tidak terkontrol
|
Sakit sebelum
ujian
|
Kesehatan
mendukung
|
Internal-tidak
stabil-terkontrol
|
Tidak
mempelajari suatu bab dan soal yang keluar
|
Yang
dipelajari keluar
|
Eksternal-stabil-tidak
terkontrol
|
Sekolah
memiliki tuntutan yang rumit
|
Soal ujian
mudah
|
Eksternal-stabil-terkontrol
|
Guru tidal
adil
|
Guru yang mau
membantu
|
Eksternal-tidak
satbil-tidak terkontrol
|
Tidak
beruntung
|
beruntung
|
Eksternal-tidak
stabil-terkontrol
|
Teman tidak
dapat membantu
|
Teman membantu
|
Atribusi berpengaruh terhadap motivasi
seseorang. Orang dengan keyakoinan atribusi bahwa kegagalan yang dialaminya
karena ketidakmampuannya, maka ketika menghadapi tugas berikut yang dirasakan
di luar kemampuannya kemungkinan besar dia tidak memberikan usaha yang gigih
untuk menyelesaikan tugas tersebut. Hal ini terjadi karena dia merasa tidak ada
yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keberhasilannya. Turunnya motivasi atau
semangat merupakan konsekuensi logis dari pengembangan atribusi ini.
Demikian pula dengan atribusi yang lain
yaitu sakit, materi yang dipelajari tidak keluar, tuntutan tugas yang sulit,
guru yang tidak adil, tidak beruntung, dan tidak ada yang membantu juga
memiliki dampak yang hampir sama dengan atribusi kemampuannya. Hal ini berbeda
dengan dampak atribusi usaha, dimana siswa dengan atribusi usaha cenderung
memiliki motivasi yang lebih tinggi. Siswa dengan atribusi usaha jika mengalami
kegagalan dia memahami bahwa dimasa mendatang kesempatan untuk berhasil terbuka
luas apabila mau berusaha. Ketika mengalami keberhasilan diapun memahami bahwa
jika di masa mendatang dia mengerahkan usaha yang lebih banyak maka
keberhasilan atau kesuksesan yang lebih besar akan bisa diraih. Berbagai
penelitian telah menunujuukan bahwa kebanyakan siswa yang berprestasi tinggi
memiliki atribusi usaha ini.
Tidak semua orang mampu mengembangkan
atribusi untuk dirinya sendiri secara tepat dan akurat. Kecenderungan yang
sering terjadi, kita ketika gagal sering menyalahkan lingkungan seperti gguru,
orang tua, teman, dan pihak lainnya, beserta diri sendiri seperti bodoh, tidak
mampu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Motivasi belajar secara
harafiah berarti ” perlengkapan psikologik” yang membangkitkan organisme untuk
bertindak ke arah tujuan yang
diinginkan; alasan untuk bertindak yang mana memberi arah dan tujuan pada tingkah laku . Jadi dari kedua arti
tersebut, menjadi jelas bahwa motivasi merupakan vektor, mengandung bobot dan
arah. Jadi motivasi belajar, tentunya perlengkapan psikologik yang
membangkitkan seseorang untuk belajar agar mencapai tujuan.
2. Kebermaknaan
tugas, termasuk belajar, tidak hanya cukup kalau dilihat dari kebermanfaatan
bagi diri sendiri, tetapi juga perlu dilihat dari berbagai pihak. Melihat kebermaknaan
tugas dari berbagai sudut merupakan sesuatu yang penting mengingat sekali tugas
terselesaikan manfaatnya bisa dirasakan banyak hal. Kesadaran akan
kebermaknaan suatu tugas, berdasarkan berbagai hasil penelitian, berpengaruh
terhadap motivasi dalam belajar.
3.
Teori atribusi pada
dasarnya menjelaskan empat hal tentang keberhasilan dan kegagalan dalam situasi
berprestasi, yaitu: kemampuan, usaha, kesulitas tugas, dan keberuntungan.
Atribusi kemampuan dan usaha berasal dari dalam individu, atribusi kesulitan
tugas dan keberuntungan berasal dari luar individu.
B. Saran
1.
Bagi pendidik
Diharapkan
agar tidak tidak bosan-bosannya dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada
kami.
2.
Bagi mahasiswa
Diharapkan untuk lebih
meningkatkan kedisiplinan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh
dosen.