Kamis, 29 November 2012

Kebermaknaan Tugas dan Pelatihan Atribusi



MAKALAH STRATEGI PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
KEBERMAKNAAN TUGAS DAN PELATIHAN ATRIBUSI

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Dalam hidup ini setiap manusia mempunyai tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan manusia harus belajar dari segala hal. Diperlukan juga motivasi atau dorongan yang kuat dari dalam maupun dari luar. Oleh karena motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, faktor inilah yang harus diperhatikan agar semua berjalan dengan maksimal. Kurangnya motivasi menjadi penyebab timbulnya maslah untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk mencapai suatu tujuan dengan memotivasi diri dalam belajar, akan menjadi penggerak utama untuk berusaha keras mencapai atau mendapat apa yang diinginkan.
Lebih penting sesuatu yang ingin dicapai, dimiliki, diselesaikan atau ditujui, lebih serius dan lebih kuatlah usaha seseorang, sebuah keluarga, organisasi, masyarakat atau negara untuk mencapai apa yang telah ditetapkan. Jadi, dengan tujuan atau hasrat yang lebih penting atau besar, lebih kuatlah pula dorongan atau motivasi seseorang itu untuk berusaha bagi mencapai tujuannya.
Pada dasarnya serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa sebenarnya dilatar belakangi oleh sesuatu atau secara umum dinamakan motivasi inilah yang mendorong mereka untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, begitu juga untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi.
Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal jika memiliki motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan selalu senantiasa menetukan intensitas usaha belajar bagi para mahasiswa. Perlu ditegaskan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. disamping itu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama di dasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Kita umumnya memiliki kemauan yang kuat untuk berubah ketika mengetahui pentingnya makna perubahan. Sesuai dengan kenyataan itu, maka anda perlu mengenali kebermaknaan kegiatan belajar bagi anda.
Kita cenderung menjelaskan penyebab dari setiap kegagalan maupun kesuksesan dari usaha kita. Ketika kita mengalami keberhasilan, kita cenderung berfikir kenapa kita bisa berhasil; mungkin karena kita hebat, karena ada yang membantu, karena keberuntungan, dan berbagai dugaaan penyebab keberhasilan yang lain. Kecenderungan ini dalam psikologi disebut sebagai atribusi.
Dari pernyataan diatas penulis tertarik untuk membahas pentingnya kebermakanaan tugas dan pelatihan atribusi dikarenakan dua hal tersebut merupakan trategi dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.

  1. Tujuan penulisan
1.      Tujuan umum
Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai strategi untuk meningkatkan motivasi belajar.
2.      Tujuan khusus
    1. Mahasiswa  dapat mendeskripsikan pengertian motivasi belajar
    2. Mahasiswa  dapat  menjelaskan strategi peningkatan motivasi melalui kebermaknaan tugas.
    3. Mahasiswa  dapat menjelaskan strategi peningkatan motivasi melalui pelatihan atribusi


  1. Manfaat penulisan
1.      Bagi pendidik
Sebagai bahan referensi untuk bahan pembelajaran bagi siapa saja yang membutuhkannya untuk membagun motivasi belajar.
2.      Bagi mahasiswa
Untuk menambah wawasan dalam meningkatkan motivasi belajar.

BAB II
PEMBAHASAN

Berkaitan dengan motivasi belajar, Robinson (1988) menyatakan “ motivasi sangat berperan dalam mengembangkan kegiatan belajar siswa”. Motivasi merupakan bagian belajar karena motivasi berfungsi meningkatkan kemauan untuk belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi diartikan keseluruhan daya gerak dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan yang ada dapat dicapai.
Motivasi belajar timbul dari pengadopsian perilaku melalui hubungan sosial. Dalam hubungan sosial tersebut, seseorang dapat berperilaku agresif terkait dengan rendahnya hubungan sosial, keterampilan sosial, interaksi sosial, kominikasi sosial disamping rendahnya pengelolaan emosi dan pemahaman peranan sosial dalam penyesuaian dirinya sebagai pelajar dengan lingkungannya.
Menurut kamus psikologi,  motivasi belajar secara harafiah berarti ” perlengkapan psikologik” yang membangkitkan organisme untuk bertindak ke arah tujuan yang diinginkan; alasan untuk bertindak yang mana memberi arah dan tujuan pada tingkah laku . Jadi dari kedua arti tersebut, menjadi jelas bahwa motivasi merupakan vektor, mengandung bobot dan arah. Jadi motivasi belajar, tentunya perlengkapan psikologik yang membangkitkan seseorang untuk belajar agar mencapai tujuan. Dengan perkataan lain, apabila kita tidak jelas dengan tujuan yang hendak kita capai, maka sulit untuk menemukan motivasi belajar.
Strategi peningkatan motivasi belajar mahasiswa meliputi :
A.    Kebermaknaan tugas
Makna adalah suatu bentuk kebahasaan yang harus dianalisis dalam batas-batas unsur-unsur penting situasi di mana penutur mengujarnya. makna merupakan hubungan antara bahasa dengan bahasa luar yang disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat saling dimengerti. Batasan tentang pengertian makna sangat sulit ditentukan karena setiap pemakai bahasa memiliki kemampuan dan cara pandang yang berbeda dalam memaknai sebuah ujaran atau kata.
Kita umumnya memiliki kemauan yang kuat untuk berubah ketika mengetahui pentingnya makna perubahan. Sesuai dengan kenyataan itu, maka anda perlu mengenali kebermaknaan kegiatan belajar bagi anda. Seberapa penting keberhasilan belajar bagi anda ?
Kebermaknaan tugas, termasuk belajar, tidak hanya cukup kalau dilihat dari kebermanfaatan bagi diri sendiri, tetapi juga perlu dilihat dari berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut seperti orang tua, teman dekat, saudara, keluarga , masa depan, teman sekelas, bangsa dan negara. Bahkan calon putra putri kita kelak. Melihat kebermaknaan tugas dari berbagai sudut merupakan sesuatu yang penting mengingat sekali tugas terselesaikan manfaatnya bisa dirasakan banyak hal. Seorang juara olimpiade, misalnya, merasakan bahwa meraih kejuaraan itu penting karena banyak pihak yang akan bisa merasakan manfaat dan makna dari kemenangannya, seperti diri sendiri, keluarga, bangsa dan negara, teman di klub, supporter dan seterrusnya. Kesadaran akan kebermaknaan suatu tugas, berdasarkan berbagai hasil penelitian, berpengaruh terhadap motivasi dalam belajar.
Peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan pada umumnya senatiasa menjadi target utama oleh para guru dengan mengupayakan memodifikasi berbagai teknik dan cara dalam proses belajar mengajar. Dalam meningkatkan proses dan hasil belajar sebagai satah satu indikator kualitas pendidikan, perhatian terhadap kegiatan siswa merupakan upaya langsung dan paling realitas. Upaya tersebut diarahkan kepada pengembangan ilmu pengetahuan, setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam bentuk pekerjaan tambahan (pekerjaan rumah ).
Pemberian tugas secara rutin kepada siswa dapat membangkitkan motivasi untuk mengkaji secara mendalam terhadap mated pelajaran. Proses belajar yang demikian tentunya membed arti dan makna yang positip terhadap motivasi belajar siswa. Diakui bahwa proses belajar seseorang itu senantiasa dipengaruhi dari berbagai faktor dan salah satu diantaranya adalah upaya guru menciptakan kondis! yang kondusif terhadap days ingatan siswa terhadap materi pelajaran.
Reaksi secara positif terhadap pemberian tugas, manakala tugas yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing pribadi siswa, karena ini besar pengaruhnya terhadap proses berpikir seseorang dalam mememecahkan masalah yang ditemukanpada materi pelajaran.
Dengan demikian pemberian tugas kepada siswa adalah salah satu langkah logis untuk mengaktifkansiswa dalam belajar mengajar. Namun dibalik itu pemberian tugas yang sering sekali juga dapat mengakibatkan kejenuhan dan pembagian waktu dengan mengerjakan yang lain, sehingga guru seyogyanya berupa memperhitungkan kemampuan dan keterbatasan dari siswa dan dijadikan sebagai dasar membangkitkan motivasi belajar siswa. Namun demikian ada sejumlah issu yang cukup potensial untuk dikaji yaitu, perhatian guru terhadap aktivitas siswa dalam proses belajar megajar dan aspek kajian dalam penelitian ini adalah pemberian tugas kepada siswa.
 Reaksi dari siswa itu sangat bervariasi antara lain keinginan, kemampuan dan kesempatan untuk mengerjakan tugas. Dan diakui tugas yang sukar dan sering dilakukan oleh guru dapat menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kadar belajar siswa.
Jadi untuk mengetahui ketepatan siswa menyelesaikan tugas dapat diadakan interaksi tersebut sikap kejujuran siswa sangatdiharapkan untuk mengemukakan tentang kemampuan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan Guru. Indicator yang sangat penting adalah kejelasan makna tugas yang diberikan dan lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Karena indicator ini sangat mempengaruhi terhadap kondisi objektif yang dihadapi oleh setiap siswa, yang diakui mempunyai latar belakang karakteristik yang berbeda setiap siswa.

B.       Pelatihan atribusi
Atribusi adalah sebuah teori yang membahas tentang upaya-upaya yang dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab perilaku kita dan orang lain. Definisi formalnya, atribusi berarti upaya untuk memahami penyebab di balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa kasus juga penyebab di balik perilaku kita sendiri.
Teori atribusi pada dasarnya menjelaskan empat hal tentang keberhasilan dan kegagalan dalam situasi berprestasi, yaitu: kemampuan, usaha, kesulitas tugas, dan keberuntungan. Atribusi kemampuan dan usaha berasal dari dalam individu, atribusi kesulitan tugas dan keberuntungan berasal dari luar individu. Kemampuan bersifat relatif stabil, tidak berubah, dan usaha dapat berubah. Secara sama, kesulitan tugas bersifat stabil, sementara itu keberuntungan bersifat tidak stabil dan tidak dapat diprediksikan.
Kita cenderung menjelaskan penyebab dari setiap kegagalan maupun kesuksesan dari usaha kita. Ketika kita mengalami keberhasilan, kita cenderung berfikir kenapa kita bisa berhasil; mungkin karena kita hebat, karena ada yang membantu, karena keberuntungan, dan berbagai dugaaan penyebab keberhasilan yang lain. Kecenderungan ini dalam psikologi disebut sebagai atribusi. Atribusi pada dassarnya merupakan cara pandang seseorang terhadap penyebab ( cause ) dari suatu hasil.
Atribusi pada umumnya dikembangkan dari 3 dimensi , yakni lokus, stabilitas, dan tanggung jawab.
a.  Lokus, mengacu pada lokasi penyebab kesuksesan atau kegagalan. Penyebab kegagalan berasaal dari dalam diri sendiri ( internal ) maupun dari luar diri ( eksternal ). Contoh dari bentuk atribusi internal adalah bahwa kegagalan seseorang disebabkan oleh usahanya yang kurang. Sedangkan bentuk atribusi eksternal adalah kegagalan dikarenakan keberuntungan.
b. Stabilitas, mengacu pada apakah penyebab kegagalan dari waktu ke waktu stabil atau tidak stabil.
c.  Tanggung jawab mengacu pada apakah penyebab kegagalan atau kesuksesan dapat dikontrol atau tidak dapat dikontrol.
Berdasarkan dimensi diatas maka atribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut  sebagaimana yang tampak dalam tabel 1
Tabel 1. Penjelasan atribusi atas alasan keberhasilan dan kegagalan
Klasifikasi dimensi
Alasan kegagalan
Alasan keberhasilan
Internal-stabi-tidak terkontrol
Bakat yang rendah
Bakat yang tinggi
Internal-stabil-terkontrol
Usaha belajar yang kurang
Rajin belajar
Internal-tidak stabil-tidak terkontrol
Sakit sebelum ujian
Kesehatan mendukung
Internal-tidak stabil-terkontrol
Tidak mempelajari suatu bab dan soal yang keluar
Yang dipelajari keluar
Eksternal-stabil-tidak terkontrol
Sekolah memiliki tuntutan yang rumit
Soal ujian mudah
Eksternal-stabil-terkontrol
Guru tidal adil
Guru yang mau membantu
Eksternal-tidak satbil-tidak terkontrol
Tidak beruntung
beruntung
Eksternal-tidak stabil-terkontrol
Teman tidak dapat membantu
Teman membantu

Atribusi berpengaruh terhadap motivasi seseorang. Orang dengan keyakoinan atribusi bahwa kegagalan yang dialaminya karena ketidakmampuannya, maka ketika menghadapi tugas berikut yang dirasakan di luar kemampuannya kemungkinan besar dia tidak memberikan usaha yang gigih untuk menyelesaikan tugas tersebut. Hal ini terjadi karena dia merasa tidak ada yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keberhasilannya. Turunnya motivasi atau semangat merupakan konsekuensi logis dari pengembangan atribusi ini.
Demikian pula dengan atribusi yang lain yaitu sakit, materi yang dipelajari tidak keluar, tuntutan tugas yang sulit, guru yang tidak adil, tidak beruntung, dan tidak ada yang membantu juga memiliki dampak yang hampir sama dengan atribusi kemampuannya. Hal ini berbeda dengan dampak atribusi usaha, dimana siswa dengan atribusi usaha cenderung memiliki motivasi yang lebih tinggi. Siswa dengan atribusi usaha jika mengalami kegagalan dia memahami bahwa dimasa mendatang kesempatan untuk berhasil terbuka luas apabila mau berusaha. Ketika mengalami keberhasilan diapun memahami bahwa jika di masa mendatang dia mengerahkan usaha yang lebih banyak maka keberhasilan atau kesuksesan yang lebih besar akan bisa diraih. Berbagai penelitian telah menunujuukan bahwa kebanyakan siswa yang berprestasi tinggi memiliki atribusi usaha ini.
Tidak semua orang mampu mengembangkan atribusi untuk dirinya sendiri secara tepat dan akurat. Kecenderungan yang sering terjadi, kita ketika gagal sering menyalahkan lingkungan seperti gguru, orang tua, teman, dan pihak lainnya, beserta diri sendiri seperti bodoh, tidak mampu.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.   Motivasi belajar secara harafiah berarti ” perlengkapan psikologik” yang membangkitkan organisme untuk bertindak ke arah tujuan yang diinginkan; alasan untuk bertindak yang mana memberi arah dan tujuan pada tingkah laku . Jadi dari kedua arti tersebut, menjadi jelas bahwa motivasi merupakan vektor, mengandung bobot dan arah. Jadi motivasi belajar, tentunya perlengkapan psikologik yang membangkitkan seseorang untuk belajar agar mencapai tujuan.
2.   Kebermaknaan tugas, termasuk belajar, tidak hanya cukup kalau dilihat dari kebermanfaatan bagi diri sendiri, tetapi juga perlu dilihat dari berbagai pihak. Melihat kebermaknaan tugas dari berbagai sudut merupakan sesuatu yang penting mengingat sekali tugas terselesaikan manfaatnya bisa dirasakan banyak hal. Kesadaran akan kebermaknaan suatu tugas, berdasarkan berbagai hasil penelitian, berpengaruh terhadap motivasi dalam belajar.
3.   Teori atribusi pada dasarnya menjelaskan empat hal tentang keberhasilan dan kegagalan dalam situasi berprestasi, yaitu: kemampuan, usaha, kesulitas tugas, dan keberuntungan. Atribusi kemampuan dan usaha berasal dari dalam individu, atribusi kesulitan tugas dan keberuntungan berasal dari luar individu.

B.     Saran
1.      Bagi pendidik
Diharapkan agar tidak tidak bosan-bosannya dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada kami.
2.      Bagi mahasiswa
Diharapkan untuk lebih meningkatkan kedisiplinan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen.