Kamis, 19 September 2013

Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pendidikan Kesehatan
1.      Pengertian Pendidikan Kesehatan
Proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tau menjadi tahu, dan dari tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi mandiri. Sehingga pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan kemampu an baik pengetahuan, sikap maupun ketrampilan agar tercapai hidup sehat secara optimal (Suliha, 2002).
2.      Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan secara umum yaitu untuk mengubah perilaku individu atau masyarakat dalam bidang kesehatan.selain itu tujuan pendidikan kesehatan adalah:
a.          Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat
b.         Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
c.          Menolong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada
d.         Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung Jawab yang lebih besar pada kesehatan dirinya
e.          Agar orang melakukan langkah- langkah positif dalam mencegah terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitas cacat yang di sebabkan oleh penyakit
f.          Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi perubahan-perubahan sistem, cara memanfaatkannya dengan efisien dan efektif
g.         Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan bagaimana caranya tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem pelayanan kesehatan yang formal ( Notoatmodjo, 2010)
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyuluhan
Menurut Effendy (1998), banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan masyarakat, apakah itu dari penyuluh, sasaran, atau dalam proses penyuluhan itu.
a.       Faktor penyuluh
1)      Kurang persiapan
2)      Kurang menguasai materi yang dijelaskan
3)      Penampilan kurang meyakinkan sasaran
4)      Suara kurang dapat didengar dan terlalu kecil
b.      Faktor sasaran
1)      Tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit mencerna pesan yang disampaikan
2)      Tingkat sosial ekonomi
3)      Kepercayaan dan adat istiadat
4)      Kondisi lingkungan
c.       Faktor proses dalam penyuluhan
1)      Waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran.
2)      Tempat penyuluhan dekat dengan keramaian.
3)      Jumlah sasaran terlalu banyak.
4)      Metode yang digunakan kurang tepat.
5)      Bahasa yang digunakan sulit dimengerti.
4.      Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan yaitu :
a.       Dimensi Sasaran
1)      Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran indidvidu
2)      Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok
3)      Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat.
b.      Dimensi Tempat Pelaksanaannya
                                                            1)      Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid yang pelaksanaannya diintregasikan dengan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS).
                                                            2)      Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit Umum maupun khusus dengan sasaran pasien dan keluarga pasien.
                                                            3)      Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan.
c.       Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan
                                                            1)      Promosi kesehatan (Health Promotion)
                                                            2)      Perlindungan Khusus (Specific Protection)
                                                            3)      Diagnosa dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment)
                                                            4)      Pembatasan cacat (Disability Limitation)
                                                            5)      Rehabilitasi (Rehabilitation). (Mubarak, 2006) 
5.      Metode Pembelajaran dalam pendidikan Kesehatan
a.        Metode ceramah
Ceramah ialah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung pada sekelompok peserta didik. Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
                                                                       1)      Membuat peserta didik pasif
                                                                       2)      Mengandung daya kritis peserta didik
                                                                       3)      Mengandung unsure paksaan kepada peserta didik
                                                                       4)      Peserta didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan peserta didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya
                                                                       5)      Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar peserta didik
                                                                       6)      Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme
                                                                       7)      Bila terlalu lama membosankan
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
1)      Guru mudah menguasai kelas
2)      Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
3)      Dapat diikuti peserta didik dalam jumlah besar
b.      Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok ialah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan diantara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin, untuk memecahkan suatu permasalahan serta membuat suatu keputusan.
Bebrapa kelebihan metode diskusi kelompok adalah :
                                                                       1)      menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
                                                                       2)      Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka salaing mengemukanan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik
                                                                       3)      Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi
Kelemahan metode diskusi kelompok adalah :
1)      Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar
2)      Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
3)      Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
4)       Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
c.       Metode panel
Panel adalah pembicara yang sudah direncanakan di depan pengunjung tentang sebuah topik dan diperlukan tiga panelis atau lebih serta diperlukan seorang pemimpin. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan sebagai peninjau papra panelis yang sedang berdiskusi.
Beberapa kelemahan metode panel adalah :
1)      Membangkitkan pikiran.
2)      Mengemukakan pandangan yang berbeda-beda.
3)      Mendorong ke analisis lebih lanjut.
4)      Memanfaatkan para ahli untuk berpendapat dan proses pemikirannya dapat membelajarkan orang lain.
Adapun kelebihannya adalah :
1)      Mudah tersesat bila moderator tidak terampil.
2)      Memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak.
3)      Tidak memberi kesempatan peserta untuk berbicara.
4)      Cenderung menjadi serial pidato pendek.
5)      Membutuhkan persiapan yang cukup masak.
d.      Metode Permainan Peran
Bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa actual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.
Beberapa kekurangan metode bermain peran adalah :
                                                                       1)      Memerlukan persiapan yang teliti dan matang
                                                                       2)      Kadang-kadang peserta tidak mau mendramatisasikan suatu adegan karena malu dan takut
                                                                       3)      Kita tidak dapat mengambil kesimpulan jika pelaksanaan dramatisasi itu gagal
                                                                       4)      Metode ini memakan waktu yang cukup banyak.
Adapun kelebihan dari metode bermain peran adalah :
1)      Untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang
2)      Untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan social dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan
3)      Untuk mengembangkan bakat dan potensi  yang dimiliki oleh peserta didik
4)      Metode ini akan menarik perhatian peserta didik, sehingga dengan begitu suasana didalam kelas akan menjadi lebih hidup dan menyenangkan (Zuhairini, 1993)
e.       Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini adalah merupakan gambaran antara role play dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan sebagian lagi berperan sebagai nama sumber.
Metode simulasi dalam pendidikan kesehatan adalah pembelajaran yang memerikan kesempatan kepada pembelajar untuk meniru suatu kegiatan yang dituntut dalam pekerjaan sehari-hari atau berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari atau berkaitan dengan tanggung jawabnya.
Tujuan metode simulasi adalah sebagai berikut :
1)      Meningkatkan akselerasi pemikiran dan perasaan dengan sikap dan psikomotorik pembelajar, kemampuan pembelajar ditingkatkan dalam keterampilan berkomunikasi sederhana dan kepekaan terhadap aksi orang lain agar terbentuk sikap peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
2)      Menghayati berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh peran yang dimainkan.
3)      Menggunakan pengalaman perannya dalam simulasi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.
4)      Memperoleh persepsi, pandangan ataupun mengalami perasaan kejiwaan dan batin tertentu.
5)      Menanamkan disiplin dan sikap berhati-hati.
6)      Memberi kesempatan berlatih menguasai keterampilan tertentu melalui situasi buatan, sehingga pembelajar terbebas dari resiko pekerjaan berbahaya.
Kelebihan dan kekurangan dari metode simulasi adalah sebagai berikut :
1)      Menguasai keterampilan tanpa membahayakan dirinya atau orang lain dan tanpa menanggung kerugian.
2)      Melibatkan pembelajar secara aktif dan memberikan kesempatan kepada pembelajar terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar dan melakukan eksperimen tanpa takut-takut terhadap akibat yang mungkin timbul di dalam lingkungan yang sesungguhnya.
3)      Meningkatkan berfikir secara kritis, karena pembelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
4)      Belajar memahami suatu kegiatan tertentu.
5)      Dapat meningkatkan motivasi pembelajar
6)      Bermanfaat untuk tugas-tugas yang memerlukan praktek tetapi lahan praktek tidak memadai
7)      Memberi kesempatan berlatih mengambil keputusan yang mungkin tidak dapat dilakukan dalam situasi nyata.
8)      Dapat membentuk kemampuan menilai situasi dan membuat pertimbangan berdasarkan kemungkinan yang muncul.
9)      Dapat meningkatkan disiplin dan meningkatkan sikap kehati-hatian.
Adapun kekurangan metode simulasi :
1)      Kurang efektif untuk menyampaikan informasi umum.
2)      Kurang efektif untuk kelas yang besar, karena umumnya kan efektif bila dilakukan untuk perorangan atau group yang kecil.
3)      Memerlukan fasilitas khusus yang mungkin sulit untuk disediakan di tempat latihan, karena diperlukan alat bantu.
4)      Dibutuhkan waktu yang lama, bila semua pembelajaran harus melakukannya.
5)      Media berlatih yang merupakan situasi buatan tidak selalu sama dengan situasi sebelumnya, baik dalam kecanggihan alat, lingkungan dan sebagainya.
6)      Memerlukan biaya yang lebih banyak (Syaefuddin, 2002).
f.       Metode Simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Setelah para penyaji memberikan pandangan tentang masalah yang dibahas, maka symposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan.
Kekurangan dari metode symposium adalah :
1)      Kurang spontanitas dan kneatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah ditentukan.
2)      Kurang interaksi kelompok.
3)      Menekankan pokok pembicaraan.
4)      Agak terasa formal.
5)      Kepribadian pembicara dapat menekankan materi.
6)      Sulit mengadakan kontnol waktu.
7)      Secara umum membatasi pendapat pembicara.
8)      Membutuhkan perencanaan sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang tepat.
Adapun kelebihan dari metode symposium adalah :
1)      Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.
2)      Dapat mengemukakan informnasi banyak dalam waktu singkat.
3)      Pergantian pembicara menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi akan menjadi sidang lebih menarik.
4)      Dapat direncanakan jauh sebelumnya.
g.      Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. (Sanjaya, 2008)
Demonstrasi adalah teknik yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktik yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan : demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses. Biasanya, setelah demonstrasi peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri. Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat perubahan pada ranah keterampilan.
Sedangkan pengertian metode demonstrasi menurut (Muhibbin Syah) adalah Metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan
Kelebihan metode demonstrasi adalah :
1)      Dapat membuat pengajar menjadi lebih jelas dan lebih konkret sehingga menghindari verbalisme
2)      Peserta lebih mudah memahami apa yang dipelajari
3)      Proses pengajaran lebih menarik
4)      Peserta dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
Adapun kekurangan metode demonstrasi adalah :
1)      Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal ini, pelaksana demonstrasi akan tidak efektif
2)      Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik
3)      Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain (Djamarah 2006).


6.      Media pendidikan kesehatan
Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan
(audio visual aids/AVA). Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media), media ini dibagi menjadi 3 : cetak, elektronik, media papan (bill board).
a.          Media cetak
1)      Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
2)      Leaflet : melalui lembar yang dilipat, isi pesan bisa gambar/tulisan atau keduanya.
3)      Flyer (selebaran) ; seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.
4)      Flip chart (lembar Balik) ; pesan/informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan di baliknya berisi kalimat sebagai pesan/informasi berkaitan dengan gambar tersebut.
5)      Rubrik/tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
6)      Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum.
7)      Foto, yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.
b.   Media elektronik
1)      Televisi ; dapat dalam bentuk sinetron, sandiwara, forum diskusi/tanya jawab, pidato/ceramah, TV, Spot, quiz, atau cerdas cermat, dll.
2)      Radio ; bisa dalam bentuk obrolan/tanya jawab, sandiwara radio, ceramah, radio spot, dll.
3)      Video Compact Disc (VCD)
4)      Slide : slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi kesehatan.
5)      Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan.
c.       Media papan (bill board)
            Papan/bill board yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai diisi dengan pesan-pesan atau informasi – informasi kesehatan. Media papan di sini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan umum (bus/taksi) (Notoatmodjo, 2010).


B.     Bayi
1.      Pengertian Bayi
Menurut Choirunisa (2009) dalam Musariah (2011) Bayi merupakan makluk yang sangat peka dan halus, seorang bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada batasan yang pasti, pada saat ini bayi sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian.
2.      Tumbuh Kembang Bayi Usia 1 – 12 Bulan
Tidak semua bayi memiliki tumbuh kembang yang sama, karena tentu berbeda-beda faktor pertumbuhannya. Tetapi berbeda pula dengan bayi yang tumbuh dan berkembang dengan sehat dan normal. Namun, jika Anda khawatir karena tumbuh kembang si kecil berbeda dengan bayi lainnya, seperti lebih lambat atau lebih cepat dari pertumbuhan umumnya, bisa Anda konsultasikan dengan dokter. Berikut tahapan pertumbuhan bayi pada setiap usianya :
a.    Usia 1 bulan
1)      Di hari-hari pertama setelah kelahiran, bayi belum bisa membuka matanya. Namun setelah berjalan beberapa hari kemudian, ia akan bisa melihat pada jarak 20 cm.
2)      Bulan pertama ini bayi akan memulai adaptasinya dengan lingkungan baru
3)      Memiliki gerakan refleks alami.
4)      Memiliki kepekaan terhadap sentuhan.
5)      Secara refleks kepalanya akan bergerak ke bagian tubuh yang disentuh.
6)      Sedikit demi sedikit sudah bisa tersenyum.
7)      Komunikasi yang digunakan adalah menangis. Arti dari tangisan itu sendiri akan Anda ketahui setelah mengenal tangisannya, apakah ia lapar, haus, gerah, atau hal lainnya.
8)      Peka terhadap sentuhan jari yang disentuh ke tangannya hingga ia memegang jari tersebut.
9)      Tiada hari tanpa menghabiskan waktunya dengan tidur.
b.   Usia 2 bulan
1)      Sudah bisa melihat dengan jelas dan bisa membedakan muka dengan suara.
2)      Bisa menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke tengah.
3)      Bereaksi kaget atau terkejut saat mendengar suara keras.
c.    Usia 3 bulan
1)      Sudah mulai bisa mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
2)      Memberikan reaksi ocehan ataupun menyahut dengan ocehan.
3)      Tertawanya sudah mulai keras.
4)      Bisa membalas senyum di saat Anda mengajaknya bicara atau tersenyum.
5)      Mulai mengenal ibu dengan penglihatannya, penciuman, pendengaran, serta kontak.
d.         Usia 4 bulan
1)      Bisa berbalik dari mulai telungkup ke terlentang.
2)      Sudah bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat.
3)      Sudah bisa menggenggam benda yang ada di jari jemarinya.
4)      Mulai memperluas jarak pandangannya.
e.          Usia 5 bulan
1)      Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
2)      Mulai memainkan dan memegang tangannya sendiri.
3)      Matanya sudah bisa tertuju pada benda-benda kecil.
f.          Usia 6 bulan
1)      Bisa meraih benda yang terdapat dalam jangkauannya.
2)      Saat tertawa terkadang memperlihatkan kegembiraan dengan suara tawa yang ceria.
3)      Sudah bisa bermain sendiri.
4)      Akan tersenyum saat melihat gambar atau saat sedang bermain.
g.         Usia 7 bulan
1)      Sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila.
2)      Mulai belajar merangkak.
3)      Bisa bermain tepuk tangan dan cilukba.
h.         Usia 8 bulan
1)      Merangkak untuk mendekati seseorang atau mengambil mainannya.
2)      Bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya.
3)      Sudah bisa mengeluarkan suara-suara seperti, mamama, bababa, dadada, tatata.
4)      Bisa memegang dan makan kue sendiri.
5)      Dapat mengambil benda-benda yang tidak terlalu besar.
i.           Usia 9 bulan
1)      Sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki yang juga ikut menyangga berat badannya.
2)      Mengambil benda-benda yang dipegang di kedua tangannya.
3)      Mulai bisa mencari mainan atau benda yang jatuh di sekitarnya.
4)      Senang melempar-lemparkan benda atau mainan.
j.           Usia 10 bulan
1)      Mulai belajar mengangkat badannya pada posisi berdiri.
2)      Bisa menggenggam benda yang dipegang dengan erat.
3)      Dapat mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih mainan.
k.         Usia 11 bulan
1)      Setelah bisa mengangkat badannya, mulai belajar berdiri dan berpegangan dengan kursi atau meja selama 30 detik.
2)      Mulai senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
3)      Bisa mengulang untuk menirukan bunyi yang didengar.
4)      Senang diajak bermain cilukba.
l.           Usia 12 bulan
1)      Mulai berjalan dengan dituntun.
2)      Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang sama.
3)      Mengembangkan rasa ingin tahu, suka memegang apa saja.
4)      Mulai mengenal dan berkembang dengan lingkungan sekitarnya.
5)      Reaksi cepat terhadap suara berbisik.
6)      Sudah bisa mengenal anggota keluarga.
7)      Tidak cepat mengenal orang baru serta takut dengan orang yang tidak dikenal/asing.
3.   Tumbuh Kembang Bayi Usia 1-2 Tahun
Menginjak usia 13 – 15 bulan, umumnya bayi akan mulai berjalan lancer tanpa bantuan orang dewasa. Ia mulai dapat menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi dan senang berkumpul dengan anak-anak seusianya. Di usia ini, bayi cenderung suka meniru orang tua atau orang-orang di sekitarnya. Kemampuan motorik halusnya mulai berkembang di usia 15 bulan. Ia senang mewarnai dengan alat warna, makan dengan sendok, menyikat gigi, menyisir, dan sebagainya. Imajinasi juga mulai tumbuh, karena itu ia sering mengajak ngobrol mainannya.
Bayi dapat memahami bahasa dan mengaplikasikannya secara sederhana di usia yang ke 16-21 bulan. Ia juga bias diajari untuk mengklasifikasikan benda (mengenal bentuk, warna, dan sebagainya). Dimasa ini juga ia mulai bias berlari kencang, dan ia sangat suka berlari. Ia juga senang aktif ‘berpetualang’ memanjat apapun yang bias dipanjatnya dan suka sekali naik turun tangga.
Selanjutnya ia mulai bias diajari berpakaian, tepatnya pada usianya yang ke-23 bulan. Waktu tidurnya pun mulai teratur, sekitar 10-12 jam (termasuk tidur siang). Ia mulai bias diajari menggunakan toilet dan member tahu jika ingin buang air besar atau kecil. Menjelang usia tepat 2 tahun, tumbuh kembang bayi dan balita cukup pesat. Ia bias berjalan dan berlari dengan lancer, bias membuka pintu dan naik tangga tanpa bantuan orang dewasa, duduk dikursi tanpa bantuan, dan mencuci tangan sendiri. Ia juga mulai menunjukan minat pada buku bergambar, seriring dengan semakin luas kemampuannya untuk berimajinasi.
Direntang usia 1-2 tahun ini, waspada jika si kecil tidak bias berjalan, berjalan tapi geraknya abnormal, tidak bias merangkai kalimat (hanya mengucapkan 1 kata saja saat berkomunikasi), tidak memahami fungsi alat-alat yang dilihatnya sehari-hari (sendok, TV, sepeda, boneka), dan belum bias memahami klasifikasi benda (bentuk, warna, dan sebagainya).
C.    Pijat Bayi
1.      Pengertian
Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktikan sejak berabad-abad silam. Bahkan, diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan ke dunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia.
Pengalaman pijat pertama yang dialami manusia ialah pada waktu dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir si ibu. Proses kelahiran adalah suatu pengalaman traumatic bagi bayi karena bayi yang lahir harus meninggalkan rahim yang hangat, aman, nyaman, dan dengan keterbatasan ruang gerak menuju ke suatu dunia dengan kebebasan geraktanpa batas, yang menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman disekelilingnya, seperti halnya ketika berada didalam rahim (Roesli, 2009)
2.      Tujuan Pijat bayi
Dalam sudut pandang fisioterapis, pijat bayi mempunyai beberapa tujuan dalam pelaksanaanya. Berikut beberapa tujuannya :
a.       Mencegah posisi yang salah.
b.      Mencegah terjadinya kontraktur (suatu keadaan tidak ada atau kurangnya pergerakan dari persendian).
c.       Memperbaiki kekuatan otot dan persendian bayi.
d.      Meningkatkan kemampuan reaksi penglihatan dan pendengaran.
e.       Memberikan pendidikan kepada orangtua dengan cara menggendong dan memandikan bayi. (Riksani, 2009)
3.      Manfaat Pijat Bayi
a.       Secara umum, berikut ini beberapa manfaat yang didapatkan saat melakukan pijat bayi :
1)      Membantu perkembangan system imun tubuh
2)      Merelaksasi tubuh bayi
3)      Membantu mengatasi gangguan tidur sehingga bayi dapat tidur dengan nyaman dan nyenyak
4)      Meningkatkan proses pertumbuhan bayi
5)      Menumbuhkan perasaan positif pada bayi
6)      Mencegah resiko gangguan pencernaan dan serangan kolik lainnya.
7)      Memudahkan buang air besar sehingga perut bayi menjadi lega
8)      Memperlancar peredaran darah serta menambah energi bayi
b.      Manfaat pijat bayi menurut (Roesli,2001) adalah:
1)      Meningkatkan daya tahan tubuh
2)      Meningkatkan pertumbuhan
3)      Meningkatkan daya tahan tubuh
4)      Meningkatkan produksi ASI
5)      Memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan
6)      Mengurangi kembung dan kolik yang di akibatkan karena   mengkonsumsi susu formula
7)      Mengurangu depresi pada bayi
c.       Manfaat pijat bayi bagi orang tua
1)      Membangun kepercayaan dan kedekatan antara bayi dengan orang tua. Sentuhan yang diberikan orang tua selama proses pemijatan kepada bayinya akan direspon sebagai bentuk perlindungan, cinta dan kasih sayang.
2)      Membantu kedekatan, memberikan stimulasi, dan kontak fisik.
3)      Memberikan kepercayaan diri dalam merawat bayi.
4)      Orang tua dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi.
5)      Mengurangi depresi post natal (Riksani, 2009).
4.      Pijat bayi dapat dimulai segera setelah lahir, kapan saja sesuai keinginan orang tua. (Roesli, 2001).
a.       Persiapan Sebelum Memijat antara lain :
1)      Tangan bersih dan hangat
2)      Hindari goresan pada kulit bayi akibat kuku dan perhiasan
3)      Ruang hangat dan tidak pengap
4)      Bayi sudah selesai makan atau bayi sedang tidak lapar
5)      Menyediakan waktu khusus yang tidak diganggu oleh hal lain minimum 15 menit untuk melakukan seluruh tahapan pemijatan
6)      Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang
7)      Baringkanlah bayi di atas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih
8)      Siapkan handuk, popok, baju ganti, dan minyak atau baby oil/lotion
9)      Minta izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara (Riksani, 2009).
b.      Tindakan yang tidak dilanjurkan selama pemijatan (Roesli, 2001):
1)      Jangan memijat bayi langsung setelah bayi selesai makan.
2)      Jangan membangunkan bayi khusus untuk pemijatan.
3)      Jangan memijat pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat.
4)      Jangan memijat bayi pada saat bayi tak mau dipijat.
5)      Jangan memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi.
5.      Urutan melakukan pijat pada bayi (Roesli, 2008):
a.       Kaki
1)      Perahan cara India
a)      Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul soft ball
b)      Gerakan tangan ke bawah secara bergantian, seperti memerah susu
2)      Peras dan putar
 
a)      Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan
b)      Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha ke arah mata kaki
3)      Telapak kaki
a)      Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari tumit menuju jari-jari di seluruh telapak kaki
4)      Tarikan lembut jari
a)      Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari.
b)      pangkal kaki ke arah tumit.





5)      Titik tekan
a)      Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari
6)      Punggung kaki
a)      Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-jari secara bergantian





8)      Peras dan putar pergelangan kaki
a)      Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya di pergelangan kaki bayi.
9)      Gerakan akhir
a)      Setelah gerakan 1 sampai 11 dilakukan pada kaki kanan dan kiri, rapatkan kedua kaki bayi
b)      Letakkan kedua tangan  anda secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha
c)      Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha ke arah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian kaki.
b.      Perut
1)      Gerakan mengayuh sepeda dengan kaki diangkat
a)      Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan
b)      Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jarjari kaki
2)      Gerakan ibu jari kesamping
a)      Letakkan kedua ibu jari dari samping kanan-kiri pusar perut
b)      Gerakan kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan dan kiri
3)      Gerakan bulan-matahari
a)      Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk ganbar matahari M)
b)      Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan B)
c)      Lakukan kedua gerakan ini bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan)
4)      Gerakan I Love You
a)      ”I” Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf ”I”
b)      ”LOVE” Pijatlah perut bayi membentuk huruf ”L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah
c)      ”YOU” Pijatlah perut bayi membentuk huruf ”U” terballik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut bawah
c.    Dada
1)      Jantung Besar
a)      Buatlah gerakan yang menggambar jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda di tengah dada bayi/ulu hati
b)      Buatlah gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk bentuk jantung, dan kembali ke ulu hati
2)      Gerakan Kupu-kupu
 
a)      Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada / ulu hati ke arah kanan, dan kembali ke ulu hati
b)      Gerakan tangan kiri anda ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati
d.      Tangan
1)      Memijat Ketiak
a)      Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah.
2)   Gerakan membuka tangan
a)      Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-jari
3)   Putar jari-jari
a)      Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju ke arah ujung jari dengan gerakan memutar
b)      Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada setiap ujung jari
4)   Peras dan putar pergelangan tangan
a)      Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk
5)   Perahan cara Swedia
Arah pijatan cara swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah badan. Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru.
a)      Gerakan tangan kanan dan kiri anda secara bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak
b)      Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke arah pundak.
6)   Gerakan Menggulung
a)      Peganglah lengan bayi bagian atas / bahu dengan kedua telapak tangan
b)      Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju ke arah pergelangan tangan / jari-jari
e.    Muka
1)   Dahi : Menyeterika dahi
a)      Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi
b)      Tekankan jari-jari anda dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyeterika dahi atau membuka lembaran buku
c)      Gerakan ke bawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata
2)   Alis : Menyeterika alis
a)      Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua alis mata
b)      Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyeterika alis
3)   Hidung : Senyum I
a)      Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis
b)      Tekan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum



4)   Mulut bagian atas : Senyum II
a)      Letakkan kedua ibu jari anda diatas mulut di bawah sekat hidung
b)      Gerakan kedua ibu jari anda dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum
5)   Mulut bagian bawah : Senyum III
 
a)      Letakkan kedua ibu jari anda ditengah dagu
b)      Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat bayi tersenyum.





f.    Punggung
1)   Gerakan Menyeterika
a)   Pegang pantat bayi dengan tangan kanan
b)   Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyeterika punggung
2)   Gerakan menyeterika dan mengangkat kaki
a)   Ulangi gerakan menyeterika punggung, hanya kali ini tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi.



3)   Gerakan Menggaruk
a)   Tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan kanan anda pada punggung bayi
b)   Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke pantat bayi
6.      Praktik dalam melakukan pijat bayi
        Praktik mempunyai beberapa tingkatan yaitu :
a.       Presepsi
Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
b.      Respon Terpimpin
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupaka indicator praktik tingkat dua.
c.       Mekanisme
Apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

d.      Adopsi
Suatu praktik yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. (Notoatmojo, 2003)
     Factor-faktor yang mempengaruhi praktik pijat bayi adalah :
1)      Predisposisi (presdiposing factors) : pendidikan, ekonomi, hubungan sosial.
2)      Pendukung (enabling factors) : lingkungan fisik, fasilitas kesehatan
3)      Penguat (reinforcing factors) : petugas kesehatan, tokoh masyarakat.
Setelah seseorang mengalami stimulus atau obyek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahiu, proses selanjutnya diharapkan dapat melaksanakan atau mempraktikan apa yang diketahui dan disikapinya (Notoatmojo, 2003).

D.    Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Kemampuan Ibu Dalam Melakukan Praktik Pijat Bayi
Pendidikan kesehatan tentang pijat bayi merupakan aspek penting dalam meningkatkan ketrampilan masyarakat karena dengan melakukan pijat bayi secara rutin akan mendapatkan manfaat yang cukup besar terutama dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas (Christin, 2011)
Hasil dari penelitian (Christin, 2011) didapatkan hasil sesudah diberikan pendidikan kesehatan lebih baik dari pada hasil sebelum diberikan pendidikan kesehatan  hal ini disebabkan karena adanya suatu perlakuan yaitu sebelum postes para orang tua diberikan pendidikan kesehatan. Dimana pendidikan kesehatan mencakup banyak metode, diantaranya ceramah, diskusi kelompok, panel, forum panel, permainan peran, simulasi, demonstrasi, simposium.
Hasil dari penelitian (Putri, 2012) bahwa pada  kelompok  simulasi  dan  poster (perlakuan),  metode  simulasi  dan  poster berpengaruh  terhadap  pengetahuan maupun perilaku  ibu  menyusui  sebelum  dan sesudahnya. Ini adalah salah satu bukti bahwa pendidikan kesehatan dengan simulasi berpengaruh dengan pengetahuan seseorang.
Hasil dari penelitian (Wibawa, 2007) bahwa penggunaan metode demonstrasi menyebabkan proses penerimaan peserta terhadap materi lebih terkesan mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Metode ini berhasil memberikan sumbangan yang lebih besar bagi peningkatan pengetahuan dan perbaikan sikap.
Penelitian ini sesuai dengan teori bahwa setelah seseorang mengalami stimulus atau obyek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan dapat melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui dan disikapinya (Notoatmodjo, 2003). Selain itu faktor lain yang di prediksi adalah umur responden juga mempunyai pengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia maka akan berkurang pula daya tangkap dan pola pikirnya (Notoatmodjo, 2005).