BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Karakteristik
Faktor individu mempunyai
peran yang sangat penting dalam pemilihan alat kontrasepsi. Faktor individu
merupakan ciri atau karateristik yang secara alamiah melekat pada diri seseorang
yang meliputi umur, jenis kelamin, ras/suku, pengetahuan, agama/ kepercayaan dan
sebagainya 5).
Menurut Soekidjo Notoatmodjo
(2002) perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Begitu juga pada pemilihan alat kontrasepsi di BPS Al Firdaus Ngemplak
Boyolali dipengaruhi oleh faktor internal
dan ekternal.4)
a. Faktor Internal karakteristik Ibu.7)
1) Pengetahuan
a). Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari Tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera peraba, perasa,
penglihatan, pendengaran dan penciuman. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga.6)
Pengetahuan diperoleh dari informasi baik lisan
tertulis dan pengalaman pengetahuan diperoleh dari fakta (kenyataan) dengan
melihat dan mendengarkan radio, televisi dan sebagainya. Pengetahuan dapat
diperoleh dari pengalaman berdasarkan pikiran kritis.
b). Klasifikasi
Pengetahuan
Dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:8)
(1)
Tahu (know)
Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah,
yang diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Untuk mengukur tingkatan
pengetahuan ini digunakan kata kerja menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya.
(2)
Memahami (comprehention)
Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara
benar obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar. Orang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap obyek yang dipelajari.
(3)
Aplikasi (application)
Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi ini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip
dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.
(4) Analisis (analysis)
Analisis adalah komponen menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen dalam struktur organisasi tersebut yang
terikat satu sama lain seperti membedakan, mengkritik, menganalisis dan
menyimpulkan.
(5) Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan komponen-komponen yang
terpisah-pisah sehingga membantuk suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata
lain, adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada, memisahkan, mengelompokkan, menggambarkan dan
sebagainya.
(6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Evaluasi ini dilandaskan pada
kriteria yang telah ada atau kriteria yang disusun yang bersangkutan, misalnya
mendukung, menentang dan merumuskan.
2) Tingkat Pendidikan
Pendidikan
dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan
oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna mencapai perubahan tingkah laku
(tujuan) pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena pendidikan
mempengaruhi pola pikir seseorang tentang sesuatu hal yang nantinya akan
berpengaruh dalam pengambilan suatu keputusan tertentu semakin tinggi tingkat
pendidikan semakin besar pengetahuan dan semakin mudah mengembangkan
pengetahuan dan teknologi yang berdampak pada peningkatkan kesejahteraan
seseorang. Pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan dan pendidikan dipengaruhi
oleh banyak hal salah satunya adalah sumber informasi, dan media informasi,
baik media cetak, elektronik, human media maupun bidan.
Tingkat
pendidikan meliputi 3 kategori yaitu pendidikan dasar (selama 9 tahun yaitu 6
tahun SD, dan 3 tahun SMP), pendidikan menengah (SMA, kejuruan, kedinasan,
keagamaan dan sekolah luar biasa), dan pendidikan tinggi (merupakan pendidikan
tingkat sajarna).
Telah kita
ketahui bersama bahwa setiap jenjang pendidikan baik itu SD, SMP, SMA dan
Pendidikan tinggi (tingkat sarjana) memeliki kurikulum yang berbeda-beda sesuai
dengan tingkatannya. Tidak mungkin seorang anak SD akan diberikan pengarahan
tentang kontrasepsi yang terlalu detail seperti efek baik positif maupun
negatifnya dan kegunaan kontrasepsi tersebut, demikian juga dengan jenjang SMP,
mungkin sudah diberikan tentang pelajaran apa itu kontrasepsi, tetapi secara
detail juga belum dipelajari sepenuhnya, atau pelajaran tersebut mungkin hanya
bagian kulit luarnya dahulu dan selanjutnya akan lebih dijelaskan pada
tingkatan SMA apalagi pendidikan tinggi yang mengambil khusus bidang kesehatan.
Hal tersebut yang menyebabkan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
karakterisitik seseorang terhadap pemilihan alat kontrasepsi.
3) Umur
Umur adalah
waktu atau bertambahnya hari sejak lahir sampai akhir hidup, usia sangat
mempengaruhi seseorang semakin bertambah usia maka semakin banyak pengetahuan
yang di dapat.
Kemungkinan
besar ada pengaruh faktor usia seseorang dalam pemilihan KB, karena makin tua
usia seseorang makin banyak pengalaman dan matang dalam pengambilan keputusan.
Umur sangat
mempengaruhi karakterisitik seorang. Usia yang lebih muda atau menikah muda misalnya
saat usia 17 tahun, dipastikan mempunyai pengalaman, dan kematangan emosi yang
berbeda dengan orang yang sudah berumur 20 tahun ke atas. Pada usia misalnya 17
tahun, mungkin karena perbedaan pengalaman dan kurangnya informasi karena
dampak dari perbedaan umur akan berpengaruh pada pemilihan alat kontrasepsi. Disamping
itu pengaruh emosi juga akan menentukan pemilihan kontraseepsi. Pada umur 17
tahun dengan 20 tahun ke atas berbeda tingkat emosinya yang mungkin masih labil
apabila mendengar atau melihat orang yang melakukan kontrasepsi tertentu dan
berakibat buruk pada orang yang memakai kontrasepsi tersebut misalnya menjadi
gemuk, sehingga secara emosi membawa mereka untuk tidak melakukan atau memilih
KB tersebut tanpa mau bertanya kepada para medis atau pelayan kesehatan. Pada
orang berumur 20 tahun ke atas, kemungkinan besar tidak mudah langsung percaya
pada kejadian yang dilihatnnya karena kedewasaan berpikirnya sehingga akan
ditanyakan lebih lanjut kepada pelayan kesehatan atau yang mengalami kegemukan
tadi, sehingga tidak langsung memvonis kegemukan karena faktor utamanya
pemakaian kontrasepsi tertentu.
4) Pekerjaan
Ibu-ibu
yang bekerja sering memilih KB yang tidak menganggu aktivitas pekerjaannya,
misalnya KB suntik 3 bulanan, KB IUD,
yang intinya tidak menganggu aktivitas dan bisa bertahan lama, jadi untuk
wanita bekerja sering tidak memilih KB suntik 1 bulanan, pil, yang diwajibkan
rutin dengan jangka pendek
b. Faktor Eksternal karakteristik (Soewandi
2001 dan Sarwono Prawiroraharjo 2002) meliputi :9,10)
1) Sosial Budaya
Menurut
Soewandi (2001), cara hidup orang dimasyarakat juga sangat mempengaruhi
timbulnya kecemasan. Individu yang mempunyai cara hidup yang teratur dan
falsafah hidup yang jelas pada umumnya lebih sukar mengalami kecemasan sehingga
melakukan hal-hal yang semestinya dilakukan seperti mengimunisasikan anaknya.
Tetapi apabila cara hidup yang tidak teratur dan falsafah hidup yang tidak
jelas akan lebih mudah mengalami kecemasan sehingga kadang mendapat informasi
yang kurang benar tentang kontrasepsi mengakibatkan anaknya tidak
diimunisasikan.
2)
Sosial
Ekonomi
Menurut Sarwono Prawirorahardjo (2002),
salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan dan pola hidup adalah
stress psikososial, yaitu kemelaratan. Ditambahkan oleh Soewandi, (2001) bahwa
status ekonomi yang tinggi pada seseorang akan menyebabkan orang tersebut
mempunyai pola hidup dan cara hidup yang lebih baik. Hal tersebut mempengaruhi
pola pikir dari seseorang sehingga kemungkinan berpengaruh terhadap pemilihan
alat kontrasepsi dengan kaca mata ekonomi atau pendapatan mereka masing-masing.9,10)
2.
KB Suntik
Adalah cara untuk
mencegah teryadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi
hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena
kerjanya yang efektif murah dan aman. Sebelum disuntik , Kesehatan ibu harus
diperiksa dulu memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan pada ibu dalam
keadaan tidak hamil. Umumnya pemakaian KB mempunyai persyaratan sama dengan
pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB,
termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.11)
Kontrasepsi suntik dapat di bedakan menjadi 2 yaitu:11)
1.
KB
Suntik kombinasi
suntik 1 bulan yang
berisi hormon estrogen dan progesteron.
2.
KB
Suntik DMPA (Depomedroksi Progesteron Asetat)
a.
Pengertian
Depo provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron
yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi perenteral, mempunyai efek
progestagen yang kuat dan sangat efektif. Noresterat juga termasuk dalam
golongan ini 11).
b. Farmakologi
11)
1) Tersedia dalam bentuk laruran
mikrokristalistaline.
2) Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg,
tercapai kadar puncak, lalu kadarnya tetap tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya
menurun kembali.
3) Pada pemakaian jangka lama, tidak
terjadi efek akumulatif dari
DMPA dalam darah/serum
c. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik DMPA 12)
Cara kerja kontrasepsi suntik adalah DMPA
1). Menekan ovulasi.
2). Mengentalkan
lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
3). Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
4). Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan
atrofi sehingga implantasi terganggu.
d. Efektifitas 12)
Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas
tinggi, menurut Hartanto (2004) kurang dari 1 % dari 100 wanita akan mengalami
kehamilan dalam 1 tahun pemakaian DMPA. Kontrasepsi suntik sama efektifnya
dengan (Pil Oral Kombinasi) POK dan lebih efektif dari IUD. Tetapi menurut
Saifuddin (2006) efektif dapat terjaga apabila penyuntikan dilakukan secara
teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
e. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Suntik
DMPA
Keuntungan kontrasepsi suntik DMPA, antara
lain sebagi berikut: 12)
1) Sangat
efektif.
2) Pencegahan
kehamilan jangka panjang.
3) Tidak
berpangaruh pada hubungan suami istri.
4) Tidak
mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung
dan gangguan pembekuan darah.
5) Tidak
memiliki pengaruh terhadap ASI.
6) Membantu
mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
7) Menurunkan
kejadian penyakit jinak payudara.
8) Mencegah
beberapa penyebab penyakit radang panggul.
9) Dapat
digunakan oleh wanita usia > 35 tahun sampai perimenopause.
10) Mencegah
anemia.
Kerugian kontrasepsi suntik DMPA diantaranya,
sebagai berikut: 12)
1) Pola haid yang normal dapat berubah
menjadi amenorhea, perdarahan irreguler, perdarahan bercak, perubahan dalam
frekuensi lama dan jumlah darah yang hilang.
2) Efek
pada pola haid tergantung pada lama pemakaian. Perdarahan intermenstrual dan
perdarahan bercak berkurang dengan berjalannya waktu, sedangkan kejadian
amenorhea sangat besar.
3) Klien
sangat tergantung pada sarana pelayanan kesehatan.
4) Tidak
dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
5) Tidak
menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual, hepatitis B
virus, atau infeksi virus HIV.
6) Terlambatnya
pemulihan kesuburan setelah pemakaian dihentikan.
7) Penggunaan
jangka panjang akan menimbulkan perubahan pada lipid serum dan dapat menurunkan
kepadatan tulang.
f. Indikasi dan Kontraindikasi Suntikan DMPA
Indikasi kontrasepsi suntik DMPA adalah: 12)
1) Usia
reproduksi.
2) Nulipara
dan yang telah memiliki anak.
3) Menghendaki
kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi.
4) Menyusui
dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5) Setelah
melahirkan dan tidak menyusui.
6) Setelah
abortus atau keguguran.
7) Tidak
dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
8) Anemia
defisiensi besi.
9) Sering
lupa memakai pil.
10) Mendekati
usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kombinasi.
Kontraindikasi kontrasepsi suntik DMPA yaitu:
1) Hamil
atau dicurigai hamil.
2) Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3) Tidak
dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama amenorhea.
4) Riwayat
kanker payudara.
5) Diabetes
mellitus yang disertai dengan komplikasi.
g. Waktu pemberian kontrasepsi suntik DMPA,
yaitu: 12)
1) Setiap
saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2) Mulai
hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3) Pada
ibu yang tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat asalkan dapat
dipastikan ibu tersebut tidak hamil dan Ibu tidak boleh melakukan hubungan
seksual selama 7 hari setelah suntikan.
4) Ibu
yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti dengan kontrasepsi
suntik, suntikan pertama dapat segera diberikan asalkan dapat dipastikan ibu
tersebut tidak hamil.
5) Ibu
yang sedang menggunakan AKDR dan ingin ganti dengan kontrasepsi suntik,
suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus
haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid asal yakin
ibu tersebut tidak hamil.
6) Ibu
yang tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal ibu
tersebut tidak hamil dan selama 7 hari setelah penyuntikan ibu tidak boleh
melakukan hubungan seksual.
h. Cara Pemberian Kontrasepsi Suntik DMPA 12)
Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan dengan
cara disuntik intramuskular di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal,
penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja dan efektif. Bersihkan
kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi etil isopropil
alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering
baru disuntik. 12)
i. Efek Samping Kontrasepsi Suntik DMPA
Menurut Depkes RI dalam Saifuddin, (2006)
ada beberapa efek samping dari KB suntik DMPA yaitu: 12)
1) Gangguan
siklus haid
a) Gejala/
keluhan
(1) Tidak
mengalami haid (amenorhea).
(2) Perdarahan
berupa tetesan/ bercak-bercak (spotting).
(3) Perdarahan
di luar siklus haid (metroragia/breakthrough bleeding).
(4) Perdarahan
haid yang lebih lama dan lebih banyak daripada biasanya (menoragia).
b) Penyebab
Karena adanya ketidakseimbangan hormon
sehingga endometrium mengalami perubahan histologi. Keadaan amenore desebabkan
atrofi endometrium.
c) Penanggulangan
dan pengobatan
(1) KIE
(a) Jelaskan
sebab terjadinya.
(b) Jelaskan
bahwa gejala/ keluhan tersebut dalam rangka penyesuaian diri, bersifat
sementara dan individu.
(c) Motivasikan
agar tetap memakai suntikan.
(2) Tindakan
medis
(a) Amenorea
(tidak haid)
i. Tidak
perlu dilkakukan tindakan apapun. Cukup konseling saja.
ii. Bila klien tidak dapat menerima
kelainan tersebut, suntikan jangan dilanjutkan. Anjurkan pemakaian jenis
kontrasepsi lain.
iii. Diberikan
pil KB 3 x 1 tablet dari hari I-III, 1 x 1 tablet mulai hari IV selama 4-5
hari.
(b) Spotting/metroragia
(perdarahan bercak/ menetes)
Diberikan pil KB 3 x 1 tablet per hari selama 7 hari.
(c) Menoragia
(perdarahan lebih banyak atau lebih lama dari biasanya)
Diberikan tablet sulfas ferosus 3 x 1 tablet
(5-7 hari) sampai keadaan membaik.
2) Depresi
a) Gejala/
keluhan
Perasaan lesu (lethargi), tidak
bersemangat dalam kerja/kehidupan.
b) Penyebab
Diperkirakan dengan adanya hormone
progesterone terutama yang berisi 19-norsteroid menyebabkan kurangnya Vitamin B6
(Pyridoxin) di dalam tubuh.
c) Penanggulangan
dan pengobatan
(1) KIE
(a) Jelaskan
sebab terjadinya depresi.
(b) Jelaskan
bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu. Beri motivasi agar tetap
memakai suntikan.
(2) Tindakan
medis
(a) Diberikan
Vitamin B6 2-3 x 1 tablet (10 mg) per hari sampai gejala depresi hilang.
(b) Bila
depresi menetap dan terus memberat, hentikan pemakaian suntikan dan ganti cara
kontrasepsi nnhormonal.
3) Keputihan
(Lechorea)
a) Gejala/
keluhan
Keluarnya cairan berwarna putih dari dalam
vagina atau adanya cairan putih di mulut vagina (vagina discharge)
b) Penyebab
Oleh karena efek progesterone merubah
flora dan pH vagina, sehingga jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan menimbulkan
keputihan.
c) Penanggulangan
dan pengobatan
(1) KIE
(a) Jelaskan
sebab terjadinya keputihan.
(b) Jelaskan
bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.
(c) Menjaga
kebersihan daerah kemaluan (berganti celana dalam, menggunakan pembalut yang
cocok).
(d) Memotivasi
agar tetap memakai suntikan.
(2) Tindakan
medis
(a) Bila
disertai rasa gatal, cairan berwarna kuning kehijauan atau berbau tidak sedap,
dapat diberikan pengobatan antimikotik secara per-vaginam: nistatin 100.000 IU intravaginal
selama 14 hari.
(b) Bila
keputihan terus berlangsung maka pemakaian suntikan dihentikan sementara.
4) Jerawat
a) Gejala/
keluhan adalah timbul jerawat pada wajah.
b) Penyebab
adalah progestin terutama 19-norprogestine menyebabkan peningkatan kadar lemak.
c) Penaggulangan
dan pengobatan
(1) KIE
(a) Jelaskan
sebab terjadinya jerawat.
(b) Mengurangi
makanan yang berlemak (kacang, susu, kuning telur).
(c) Menjaga
kebersihan wajah dengan membersihkan wajah 2 x sehari dengan pembersih muka.
(d) Menghindari
pemakaian kosmetik wajah yang berlebihan.
(2) Tindakan
medis
(a) Bila
tidak mengganggu, cukup menjaga kebersihan wajah.
(b) Bila
terlihat infeksi diberikan Tetrasiklin 3-4 x 1 kapsul 250 mg, selama 1-2
minggu.
(c) Bila
jerawat menetap dan bertambah banyak, ganti cara kontrasepsi non-hormonal.
5) Rambut
rontok
a) Gejala/
keluhan
Rambut rontok selama pemakaian suntikan
atau bisa sampai sesudah penghentian suntikan.
b) Penyebab
Progesteron terutama 19-norprogesterone
dapat mempengaruhi folikel rambut, sehingga tinbul kerontokan rambut.
c) Penanggulangan
dan pengobatan
(1) KIE
(a) Jelaskan
sebab terjadinya rambut rontok.
(b) Gejala
ini bersifat sementara dan individu akan kembali normal tanpa pengobatan
setelah suntikan dihentikan.
(2) Pengobatan
Disebabkan gejala kerontokan bersifat sementara
maka tidak perlu diadakan pengobatan
6) Perubahan
Berat Badan
a) Gejala/
keluhan
(1) Kenaikan
berat badan rata-rata untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3-2,9 kg.
(2) Berat
Badan berkurang/turun. Setiap tahun rata-rata penurunan berat badan antara
1,6-1,9 kg.
b) Penyebab
Kenaikan berat badan, kemungkinan
disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula
menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon
progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas
fisik, akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.
c) Penanggulangan
dan pengobatan
(1) KIE
(a) Jelaskan
sebab terjadinya perubahan berat badan.
(b) Penambahan
berat badan ini bersifat sementara dan individu (tidak terjadi pada semua
pemakai suntikan, tergantung reaksi tubuh wanita itu terhadap metabolisme
progesteron).
(2) Tindakan
medis
(a) Berat
badan meningkat
Anjurkan untuk melakukan diet rendah
kalori dan olah raga yang proporsional untuk menjaga berat badannya.
(b) Berat
badan menurun
Anjurkan untuk melakukan diet tinggi
protein dan kalori, serta olah raga yang teratur.
7) Pusing/
Sakit Kepala/Migrain
a) Gejala/
keluhan
Sakit kepala yang sangat pada salah satu
sisi atau seluruh bagian kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang
amat sangat.
b) Penyebab
biasanya dikaitkan dengan reaksi tubuh terhadap progesteron.
c) Penanggulangan
dan pengobatan
(1) KIE
(a) Jelaskan
sebab terjadinya pusing/sakit kepala/migrain
(b) Jelaskan
bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.
(c) Beri
motivasi agar tetap memakai suntikan.
(2) Tindakan
medis
(a) Pastikan
tekanan darahnya normal
(b) Berikan
pengobatan :
i. Sakit
kepala
-
Antalgin
3x500 mg per hari selama 3-5 hari,
-
Parasetamol
3x500 mg per hari selama 3-5 hari
-
Asam
Mefenamat 3x250-500 mg kapsul per hari selama 3-5 hari.
ii. Migraine
Diberikan preparat ergotamine 2 x 1 mg
selama 3-5 hari.
iii. Bila
pemberian obat tidak menolong dan keadaan tambah berat, hentikan pemakaian
suntikan dan anti cara kontrasepsi non-hormonal.
8) Mual
dan Muntah
a) Gejala/keluhan
Mual sampai muntah seperti hamil muda. Terjadi pada bulan-bulan pertama pemakaian
suntikan.
b) Penyebab
Reaksi tubuh terhadap hormon progesteron
yang mempengaruhi produksi asam lambung.
c) Penanggulangan
dan pengobatan
(1) KIE
(a) Jelaskan
sebab terjadinya mual muntah.
(b) Jelaskan
bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.Biasanya tubuh akan
menyesuaikan diri setelah 2-3 bulan dan rasa mual akan hilang dengan
sendirinya.
(c) Memotivasi
agar tetap memakai suntikan.
(2) Tindakan
medis
(a) Diberikan Metoklopramid 3 x 10
mg 15 menit sebelum makan per hari selama 5-7 hari.
(b) Makan
secara teratur, usahakan lambung tidak terlalu lama kosong.
(c) Bila
dalam waktu 3 bulan gejala menetap atau bertambah berat, hentikan pemakaian
suntikan dan ganti cara kontrasepsi non-hormonal.