BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa
ini banyak upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan pihak. Upaya-upaya
tersebut dilandasi suatu kesadaran betapa pentingnya peranan pendidikan dalam
pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan watak bangsa (Nation Character Building) untuk
kemajuan masyarakat dan bangsa. Harkat dan martabat suatu bangsa sangat
ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Dalam konteks bangsa Indonesia,
peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan
nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia
Indonesia secara menyeluruh.
Dalam
makalah ini, akan diuraikan tentang gagasan
manajement quality.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut diatas maka dapat dirumuskan permasalhan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian Quality management?
2. Bagaimana prinsip-prinsip
dalam Quality management?
3. Apa saja persyaratan
implementasi Quality management?
4. Bagaimana sistem
implementasi Quality management?
5. Proses implementasi Quality management?
C. Tujuan
1. Mendiskripsikan pengertian
Quality management.
2. Mendiskripsikan
prinsip-prinsip dalam Quality management.
3. Mendiskripsikan persyaratan
implementasi Quality management.
4. Mendiskripsikan sistem
implementasi Quality management.
5. Mendiskripsikan proses implementasi
Quality managament.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Kualitas (Quality Management)
1.
Pengertian
Mutu ( Kualitas )
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan
sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang
mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal
ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karkter produk
yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan
cara pengendaliannya.
Definisi ini jelas
menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai produk. Dalam suatu proyek,
pelanggan dapat berarti pemberi tugas, penyewa gedung atau masyarakat pemakai.
Misalnya dari segi disain, kepuasan dapat diukur dari segi estetika, pemenuhan
fungsi, keawetan bahan, keamanan, dan ketepatan waktu. Sedangkan dari segi pelaksanaan,
ukurannya adalah pada kerapihan penyelesaian, integritas (sesuai gambar dan
spesifikasi) pelaksanaan, tepatnya waktu penyerahan dan biaya, serta bebas
cacat.
2.
Pengertian
Manajemen Mutu
Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi
manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu
perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan
ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek
harus memasukkan dan mengadakan pelatihan management kualitas. Hal hal yang
menyangkut kualitas yang di maksud diatas adalah :
-
Produk
/ pelayanan / proses pelaksanaan.
-
Proses
management proyek itu sendiri.
Didalam tuntutan zaman , dan dalam era persaingan
bebas, kita harus banyak belajar tentang hal hal yang menyangkut proses
manajemen dalam lingkungan kerja, terutama tentang pentingnya sistem dan
realisasinya dalam proyek di lapangan.
3.
Management
kualitas Proyek
Pada bagian ini di fokuskan pada proses dari
management proyek. Ada 2 model atau teknik yang telah sukses di gabungkan dan
di terapkan dalam pelatihan di konsultan konsultan konstruksi dalam
meningkatkan kinerja proses dari management proyek, antara lain : Continuous
Quality Model dan Process Quality Management Model.
4.
Continuous
Quality Management
Merupakan cara yang digunakan sebuah perusahaan yang
mana dapat digunakan untuk meningkatkan proses bisnis mereka. Ini merupakan
cara hidup dari semua organisasi yang ingin mencapai posisi yang kompetitif
dalam arus industrisasi yang cepat.
B. Prinsip-prinsip dalam Quality Management
1. Kualitas harus dapat
dikelola (Managed)
Banyak perusahaan
berkubang dalam siklus berulang Kekacauan dan Keluhan Pelanggan. Mereka percaya
bahwa operasi mereka terlalu besar untuk efektif dalam mengelola tingkat kualitas.
Langkah pertama dalam proses Quality Management
adalah untuk menyadari adanya Masalah dan hal tersebut dapat dikontrol.
2. Proses sebagai masalah
bukan orang-orangnya
Ketika mendapati
masalah sebuhungan proses dan prosedur yang ada, bukan masalah berapa banyak
seseorang melakukan perekrutan dan Pelatihan Karyawan Baru.
3. Jangan Mengobati Gejala,
namun temukan Solusinya
Jika hanya
menambal atas masalah-masalah yang mendasari dalam proses, kita tidak akan
pernah mampu mencapai potensi. Ketika, Departemen Marketing tidak
mencapai target, kita mungkin menemukan bahwa itu terjadi karena faktor
eksternal seperti vendor, manufaktur, maka segeralah memperbaiki
4.
Tiap orang bertanggung jawab terhadap Kualitas
Setiap lini
karyawan sejak level paling bawah sampai pucuk pimpinan harus memahami bahwa
mereka memiliki bagian dalam pencapaian Tingkat Tertinggi Kualitas Produk dan
Jasa yang ditawarkan. Tiap orang mempunyai pelanggan untuk dipuaskan dan
itu harus dilakukan bertahap dan bertanggung jawab.
5. Kualitas
adalah Terukur
Quality Management akan efektif ketika Anda dapat
mendapatkan hasil yang terukur. Kita perlu melihat sejauh mana proses
implementasi berakibat sesuai yang diharapkan. Hal ini dapat mempermudah
penentuan tujuan kedepannya dan setiap lini dapat bekerjasama baik.
6. Perbaikan Kualitas harus
berkelanjutan
Kualitas bukan hal
yang selesai ketika hasil sudah didapat, namun merupakan proyek
berkesinambungan dan berkelanjutan secara periodik demi kepuasaan dan loyalitas
pelanggan.
7. Kualitas adalah
Investasi Jangka Panjang
Quality
Management
merupakan program jangka panjang bukan semata ketika kita mendapatkan perangkat
lunak Quality Mangement System, hal
tersebut menjadi selesai.
Quality Mangement bukan sistem operasional komputer,
bukan pula sistem dan prosedur yang diterapkan, melainkan budaya kerja yang
berdaya guna dalam jangka panjang
C. Persyaratan Implementasi Quality Management (C)
Ada beberapa
bagian yang mana digunakan dalam management kualitas. Dalam konteks konstruksi
beberapa akan di jelaskan.
1.
Inspeksi
Inspeksi
merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa apakah
standard spesifikasi udah di capai.
2. Quality control
Pengendalian Mutu
(Quality Control) adalah teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu
tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring,
mengeliminir problem yang diketahui, mengurangi penyimpangan/perubahan yang
tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.
Mutu (kualitas) dalam
kerangka ISO-9000 didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari
suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk
memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat
mengidentifikasikan ciri dan karakter produk yang berhubungan dengan mutu dan
kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.
D. Sistem Implementasi Quality management (D)
Pengertian Sistem dari segi Etimologi, kata sistem
sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Systema”, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “system”, yang mempunyai satu pengertian
yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur
dan merupakan satu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Berikut ini pengertian
sistem yang di berikan oleh para ahli :
a.
Buckley
Sistem adalah suatu
kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh, disebabkan adanya saling
ketergantungan diantara bagian-bagiannya. (A
whole that functions as a whole by virtue of interdependence of its parts).
Sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri dari manusia dan atau bukan
manusia (non-human) yang diorganisir
dan diatur sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak
sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir.
Pengertian ini, mengandung arti pentingnya aspek pengaturan dan
pengorganisasian komponen dari suatu sistem untuk mencapai sasaran bersama,
karena bila tidak ada sinkronisasi dan koordinasi yang tepat, maka kegiatan
masing-masing komponen, sub-sistem, atau bidang dalam suatu organisasi akan
kurang saling mendukung.
b. B.S. Blanchard (1990)
Engineering System adalah aplikasi yang efektif dari usaha-usaha ilmu
pengetahuan dan engineering dalam rangka mewujudkan kebutuhan operasional
menjadi suatu sistem konfigurasi tertentu, melalui proses yang saling terkait
berupa definisi keperluan analisis fungsional, sintesis, optimasi, desain, tes,
dan evaluasi.Pemakaian sistem dapat di golongkan secara garis besar dalam 2
golongan pemakaian yaitu :
1) Menunjukan pada suatu bentuk fisik, sesuatu wujud
benda, abstrak maupun konkrit termasuk juga konsepsi yang dikenal dengan deskriptif.
2) Menunjukan suatu metode atau tata-cara yang dikenal
dengan preskriptif.
Sistem paling sering
digunakan untuk menunjukan pengertian metode atau cara dan sesuatu himpunan
unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan.
Adapun Sistem
Management Kualitas Berdasarkan ISO 9000 yaitu ISO 9000 series adalah standard
quality manajemen yang dibentuk berdasarkan dari konvensi ISO/TC 176 (ISO
Technical Committee 176) pada 1979. ISO-9000 di bentuk sebagai dasar dari suatu
seri standard quality manajemen, yang di susun secara lengkap pada 1982 dan
dikenalkan secara umum pada 1983. ISO 9000 seri standard memperkenalkan
persyaratan-persyaratan penting yang perusahaan butuhkan untuk menjamin
konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu terhadap barang dan jasa
kepada pasar.
Persyaratan-persyaratan
tersebut dapat dipenuhi dengan jalan membangun standard-standard yang tersusun
sebagai sistem manajemen kualitas. Konsistensi terhadap semua kebutuhan dan
persyaratan konsumen setiap waktu adalah sangat penting untuk menjaga kepuasan
dan loyalitas pelanggan. Jika perusahaan kita tidak melaksanakan hal tersebut
akan membuat pasar dan pelanggan akan berpaling dari kita dan berpindah kepada
saingan kita.
ISO-9000 seri mampu
memberikan keuntungan dalam manajemen kualitas bagi semua organisasi ,baik
organisasi besar maupun kecil, organisasi masyarakat atau swasta tanpa terlalu
mencampuri bagaimana organisasi itu harus berjalan.
ISO-9000 menerangkan
persyaratan-persyaratan apa yang harus dipenuhi bukan bagaimana cara memenuhi
persyaratan tersebut. Hal ini memungkinkan adanya persamaan standart bagi semua
organisasi atau perusahaan tapi memberikan celah bagi organisasi tersebut untuk
menyesuaikan organisasinya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan orgainasi
tersebut yang berbeda dengan organisasi lainnya.
Dengan penerapan
ISO-9000 dengan benar maka organisasi akan mampu membangun perusahaannya
sehingga mempunyai kemampuan penyediaan barang dan pelayanan yang sesuai dengan
keiniginan dan kebutuhan. Hal ini akan membuat perusahaan lebih menarik bagi
pelanggan baik lama atau baru dan meningkatkan kepercayaan mereka bahwa
perusahaan mampu memenuhi harapan atau tuntutan mereka.
Perlu diketahui
ISO-9000 merupakan standar manajemen mutu bukan standar produk, sehingga
perusahaan yang telah mendapat sertifikat ISO 9000 tidak dapat mempublikasikan
atau mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional.
Selain
itu untuk menjamin bahwa ISO 9000 dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman
maka setiap 6 tahun akan diadakan review dan revisi terhadap standard ISO. Saat
Ini ISO 9000-2000 adalah yang terbaru dengan revisi dan pengurangan pada
beberapa point. ISO 9000 seri mempunyai 3 standard yaitu : ISO 9001, ISO 9002
and ISO 9003.
Gelombang globalisasi ekonomi akibat AFTA, GATTS, APEC, WTO,
dan lain sebagainya, telah menciptakan kancah kompetisi yang semakin bebas dan
ketat. Proteksi yang sebelumnya menjadi benteng bagi produk barang dan jasa
dalam negeri, akan hilang diterjang arus liberalisasi. Produk barang dan jasa
luar negeri akan bebas masuk ke pasar domestik. Menghadapi situasi seperti ini,
terdapat dua pilihan bagi para pelaku usaha jasa konstruksi dan jasa
konsultansi yaitu masuk dalam arena kompetisi atau keluar arena kompetisi. Kedua
keputusan tersebut memiliki konsekuensi yang sama beratnya. Memasuki arena
kompetisi tanpa kekuatan dan strategic sama saja dengan bunuh diri. Keluar dari
arena kompetisi tidak berarti luput dari hempasan gelombang globalisasi,
malahan boleh jadi dampaknya lebih dahsyat dari pada ikut bertarung pada era
kompetisi tersebut. Strategi kompetisi yang paling dapat diandalkan oleh pelaku
usaha jasa konstruksi dan jasa konsultansi adalah “strategi kualitas”. Oleh
karena itu, para pelaku usaha jasa konstruksi dan konsultansi harus terus
berusaha untuk mengembangkan konsepsi dan teknologi kualitas, sejalan dengan
kecenderungan globalisasi. Diantara alternatif pilihan yang ada, nampaknya
sistem manajemen kualitas ISO9000 dan Total Quality Management (TQM) adalah pilihan
yang tepat dan efektif bagi para pelaku usahajasa konstruksi dan konsultansi.
TQM mengembangkan konsep kualitas dari sudut pandang pengguna jasa konstruksi
dan jasa konsultansi yang mengartikan kualitas adalah <!–[endif]–>
kesesuaian. Bila suatu konstruksi prasarana atau infrastruktur dibangun,
dibiayai dan digunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna jasa (pemerintah dan
masyarakat) sesuai dengan persyaratan , maka dapat di katakana berkualitas.
Persyaratan yang dimaksudkan adalah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
penggunaj asa. Oleh karena itu dalam konsep TQM, pengguna jasa bukan hanya
diartikan sebagai pembeli bangunan, tetapi diartikan juga sebagai proses
berikutnya dan pihak yang menentukan persyaratan. Usaha-usaha peningkatan dan
pengendalian kualitas pada awalnya hanya dalam lingkup penyedia jasa dan
pengguna jasa. Sehingga diperlukan pihak ketiga yang sifatnya independen.
Kehadiran pihak ketiga ini dianggap lebih obyektif dan dapat diterima kedua
belah pihak. Sehingga memunculkan lembaga akreditasi di beberapa negara dengan
menggunakan produk standar seperti: ASTM, JIS, BS dan lain sebagainya. Untuk
memberikan jaminan pada semua pihak yang terlibat dalam perdagangan global
(termasuk pelayanan jasa konstruksi/ konsultansi) bagi pihak pengguna jasa,
diperlukan pihak ketiga yang independen dan dapat diterima semua pihak.
Demikian sedikit kupasan mengenai hubungan globalisasi, jasa konstruksi,
konsultansi dengan manajemen kualitas.
E. Process Management Model (E)
Model atau cara ini digunakan menghubungkan faktor
kesuksesan yang kritis pada proses bisnis . Ini membangun dasar pondasi yang
mana Continous Quality Management
Model meneruskan mengadakan suatau analisis yang terhadap langkah langkah dan
proses dalam meningkatkan dan memanfaatkan kesempatan yang ada.
Management kualitas yang terpadu merupakan pendekatan
yang umum di gunakan untuk mendapatkan suatu kualitas yang diinginkan. Dan
kualitas suatu proyek adalah masalah yang khusus yang mana wajib memerlukan penafsiran
yang khusus pula.
Ada 6 (enam) lingkup dari pekerjaan proyek yang mana
kualitas harus diuji dan diperiksa yaitu :
-
Kualitas
dari penerangan dan keputusan dari klien
-
Kualitas
dari proses disain
-
Kualitas
Material dan komponen
-
Kualitas
dari kumpulan proyek
-
Kualitas
dari kegiatan management proyek
Management proyek
sebagai rata rata dari peningkatan kualitas proyek.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Pengertian
Manajemen Mutu
Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi
manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu
perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan
perusahaan/organisasi,yang bertujuan untuk mencukupkan kebutuhan pelanggan dan
ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis.Sedangkan factor-faktor
yang berhubungan dengan kualitas berdasarkan pengertian diatas adalah :
-
Produk
/ pelayanan / proses pelaksanaan.
-
Proses
management proyek itu sendiri.
2.
Prinsip-prinsip dalam Quality Management
a.
Kualitas harus dapat dikelola (Managed)
b.
Proses
sebagai masalah bukan orang-orangnya
c.
Jangan Mengobati Gejala, namun temukan Solusinya
d.
Tiap orang bertanggung jawab terhadap Kualitas
e.
Kualitas adalah Terukur
f.
Perbaikan Kualitas harus berkelanjutan
g. Kualitas adalah Investasi
Jangka Panjang.
3.
Persyaratan Implementasi
Quality Management (C)
ü Inspeksi, Syarat ini dibutuhkan untuk melihat
apakah standar spesifikasi sudah dicapai
ü Quality
control, Pengendalian mutu digunakan
agar mutu yang diinginkan dapat tercapai.
4. Sistem Implementasi Quality
management (D)
Merupakan satu kesatuan aplikasi yang efektif dari usaha-usaha
ilmu pengetahuan dan engineering dalam rangka mewujudkan kebutuhan operasional
menjadi suatu sistem konfigurasi tertentu, melalui proses yang saling terkait
berupa definisi keperluan analisis fungsional, sintesis, optimasi, desain, tes,
dan evaluasi.
5. Process Management Model (E)
Suatu cara/pola yang
digunakan untuk menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis pada proses bisnis
,sehingga terbentuk pondasi Continous Quality Management.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar