Selasa, 06 November 2012

Management Quality


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dewasa ini banyak upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan pihak. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan watak bangsa (Nation Character Building) untuk kemajuan masyarakat dan bangsa. Harkat dan martabat suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Dalam konteks bangsa Indonesia, peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh.
Dalam makalah ini, akan diuraikan tentang gagasan  manajement quality.
B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan permasalhan sebagai berikut :
1.      Bagaimana pengertian Quality management?
2.      Bagaimana prinsip-prinsip dalam Quality management?
3.      Apa saja persyaratan implementasi Quality management?
4.      Bagaimana sistem implementasi Quality management?
5.      Proses implementasi Quality management?

C.    Tujuan
1.      Mendiskripsikan pengertian Quality management.
2.      Mendiskripsikan prinsip-prinsip dalam Quality management.
3.      Mendiskripsikan persyaratan implementasi Quality management.
4.      Mendiskripsikan sistem implementasi Quality management.
5.      Mendiskripsikan proses implementasi Quality managament.








BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Manajemen Kualitas (Quality Management)
1.      Pengertian Mutu ( Kualitas )
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karkter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.
Definisi ini jelas menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai produk. Dalam suatu proyek, pelanggan dapat berarti pemberi tugas, penyewa gedung atau masyarakat pemakai. Misalnya dari segi disain, kepuasan dapat diukur dari segi estetika, pemenuhan fungsi, keawetan bahan, keamanan, dan ketepatan waktu. Sedangkan dari segi pelaksanaan, ukurannya adalah pada kerapihan penyelesaian, integritas (sesuai gambar dan spesifikasi) pelaksanaan, tepatnya waktu penyerahan dan biaya, serta bebas cacat.
2.      Pengertian Manajemen Mutu
Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan management kualitas. Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud diatas adalah :
-          Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.
-          Proses management proyek itu sendiri.
Didalam tuntutan zaman , dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak belajar tentang hal hal yang menyangkut proses manajemen dalam lingkungan kerja, terutama tentang pentingnya sistem dan realisasinya dalam proyek di lapangan.
3.      Management kualitas Proyek
Pada bagian ini di fokuskan pada proses dari management proyek. Ada 2 model atau teknik yang telah sukses di gabungkan dan di terapkan dalam pelatihan di konsultan konsultan konstruksi dalam meningkatkan kinerja proses dari management proyek, antara lain : Continuous Quality Model dan Process Quality Management Model.
4.      Continuous Quality Management
Merupakan cara yang digunakan sebuah perusahaan yang mana dapat digunakan untuk meningkatkan proses bisnis mereka. Ini merupakan cara hidup dari semua organisasi yang ingin mencapai posisi yang kompetitif dalam arus industrisasi yang cepat.
B.       Prinsip-prinsip dalam Quality Management
1. Kualitas harus dapat dikelola (Managed)
Banyak perusahaan berkubang dalam siklus berulang Kekacauan dan Keluhan Pelanggan. Mereka percaya bahwa operasi mereka terlalu besar untuk efektif dalam mengelola tingkat kualitas. Langkah pertama dalam proses Quality Management adalah untuk menyadari adanya Masalah dan hal tersebut dapat dikontrol.
2. Proses sebagai masalah bukan orang-orangnya
Ketika mendapati masalah sebuhungan proses dan prosedur yang ada, bukan masalah berapa banyak seseorang melakukan perekrutan dan Pelatihan Karyawan Baru.
3. Jangan Mengobati Gejala, namun temukan Solusinya
Jika hanya menambal atas masalah-masalah yang mendasari dalam proses, kita tidak akan pernah mampu mencapai potensi.  Ketika, Departemen Marketing tidak mencapai target, kita mungkin menemukan bahwa itu terjadi karena faktor eksternal seperti vendor, manufaktur, maka segeralah memperbaiki
4.      Tiap orang bertanggung jawab terhadap Kualitas
Setiap lini karyawan sejak level paling bawah sampai pucuk pimpinan harus memahami bahwa mereka memiliki bagian dalam pencapaian Tingkat Tertinggi Kualitas Produk dan Jasa yang ditawarkan.  Tiap orang mempunyai pelanggan untuk dipuaskan dan itu harus dilakukan bertahap dan bertanggung jawab.

            5. Kualitas adalah Terukur
Quality Management akan efektif ketika Anda dapat mendapatkan hasil yang terukur.  Kita perlu melihat sejauh mana proses implementasi berakibat sesuai yang diharapkan.  Hal ini dapat mempermudah penentuan tujuan kedepannya dan setiap lini dapat bekerjasama baik.
6. Perbaikan Kualitas harus berkelanjutan
Kualitas bukan hal yang selesai ketika hasil sudah didapat, namun merupakan proyek berkesinambungan dan berkelanjutan secara periodik demi kepuasaan dan loyalitas pelanggan.
7. Kualitas adalah Investasi Jangka Panjang
Quality Management merupakan program jangka panjang bukan semata ketika kita mendapatkan perangkat lunak Quality Mangement System, hal tersebut menjadi selesai. 
Quality Mangement bukan sistem operasional komputer, bukan pula sistem dan prosedur yang diterapkan, melainkan budaya kerja yang berdaya guna dalam jangka panjang
C.      Persyaratan Implementasi Quality Management (C)
Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam management kualitas. Dalam konteks konstruksi beberapa akan di jelaskan.
1.    Inspeksi
Inspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa apakah standard spesifikasi udah di capai.

2. Quality control
Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring, mengeliminir problem yang diketahui, mengurangi penyimpangan/perubahan yang tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO-9000 didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karakter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.
D.     Sistem Implementasi Quality management (D)
Pengertian Sistem dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Systema”, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “system”, yang mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Berikut ini pengertian sistem yang di berikan oleh para ahli :
a.    Buckley
Sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan diantara bagian-bagiannya. (A whole that functions as a whole by virtue of interdependence of its parts). Sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri dari manusia dan atau bukan manusia (non-human) yang diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir. Pengertian ini, mengandung arti pentingnya aspek pengaturan dan pengorganisasian komponen dari suatu sistem untuk mencapai sasaran bersama, karena bila tidak ada sinkronisasi dan koordinasi yang tepat, maka kegiatan masing-masing komponen, sub-sistem, atau bidang dalam suatu organisasi akan kurang saling mendukung.

b.    B.S. Blanchard (1990)
Engineering System adalah aplikasi yang efektif dari usaha-usaha ilmu pengetahuan dan engineering dalam rangka mewujudkan kebutuhan operasional menjadi suatu sistem konfigurasi tertentu, melalui proses yang saling terkait berupa definisi keperluan analisis fungsional, sintesis, optimasi, desain, tes, dan evaluasi.Pemakaian sistem dapat di golongkan secara garis besar dalam 2 golongan pemakaian yaitu :
1)      Menunjukan pada suatu bentuk fisik, sesuatu wujud benda, abstrak maupun konkrit termasuk juga konsepsi yang dikenal dengan deskriptif.
2)      Menunjukan suatu metode atau tata-cara yang dikenal dengan preskriptif.
Sistem paling sering digunakan untuk menunjukan pengertian metode atau cara dan sesuatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan.
Adapun Sistem Management Kualitas Berdasarkan ISO 9000 yaitu ISO 9000 series adalah standard quality manajemen yang dibentuk berdasarkan dari konvensi ISO/TC 176 (ISO Technical Committee 176) pada 1979. ISO-9000 di bentuk sebagai dasar dari suatu seri standard quality manajemen, yang di susun secara lengkap pada 1982 dan dikenalkan secara umum pada 1983. ISO 9000 seri standard memperkenalkan persyaratan-persyaratan penting yang perusahaan butuhkan untuk menjamin konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu terhadap barang dan jasa kepada pasar.
Persyaratan-persyaratan tersebut dapat dipenuhi dengan jalan membangun standard-standard yang tersusun sebagai sistem manajemen kualitas. Konsistensi terhadap semua kebutuhan dan persyaratan konsumen setiap waktu adalah sangat penting untuk menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan. Jika perusahaan kita tidak melaksanakan hal tersebut akan membuat pasar dan pelanggan akan berpaling dari kita dan berpindah kepada saingan kita.
ISO-9000 seri mampu memberikan keuntungan dalam manajemen kualitas bagi semua organisasi ,baik organisasi besar maupun kecil, organisasi masyarakat atau swasta tanpa terlalu mencampuri bagaimana organisasi itu harus berjalan.
ISO-9000 menerangkan persyaratan-persyaratan apa yang harus dipenuhi bukan bagaimana cara memenuhi persyaratan tersebut. Hal ini memungkinkan adanya persamaan standart bagi semua organisasi atau perusahaan tapi memberikan celah bagi organisasi tersebut untuk menyesuaikan organisasinya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan orgainasi tersebut yang berbeda dengan organisasi lainnya.
Dengan penerapan ISO-9000 dengan benar maka organisasi akan mampu membangun perusahaannya sehingga mempunyai kemampuan penyediaan barang dan pelayanan yang sesuai dengan keiniginan dan kebutuhan. Hal ini akan membuat perusahaan lebih menarik bagi pelanggan baik lama atau baru dan meningkatkan kepercayaan mereka bahwa perusahaan mampu memenuhi harapan atau tuntutan mereka.
Perlu diketahui ISO-9000 merupakan standar manajemen mutu bukan standar produk, sehingga perusahaan yang telah mendapat sertifikat ISO 9000 tidak dapat mempublikasikan atau mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional.
Selain itu untuk menjamin bahwa ISO 9000 dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman maka setiap 6 tahun akan diadakan review dan revisi terhadap standard ISO. Saat Ini ISO 9000-2000 adalah yang terbaru dengan revisi dan pengurangan pada beberapa point. ISO 9000 seri mempunyai 3 standard yaitu : ISO 9001, ISO 9002 and ISO 9003.
Gelombang globalisasi ekonomi akibat AFTA, GATTS, APEC, WTO, dan lain sebagainya, telah menciptakan kancah kompetisi yang semakin bebas dan ketat. Proteksi yang sebelumnya menjadi benteng bagi produk barang dan jasa dalam negeri, akan hilang diterjang arus liberalisasi. Produk barang dan jasa luar negeri akan bebas masuk ke pasar domestik. Menghadapi situasi seperti ini, terdapat dua pilihan bagi para pelaku usaha jasa konstruksi dan jasa konsultansi yaitu masuk dalam arena kompetisi atau keluar arena kompetisi. Kedua keputusan tersebut memiliki konsekuensi yang sama beratnya. Memasuki arena kompetisi tanpa kekuatan dan strategic sama saja dengan bunuh diri. Keluar dari arena kompetisi tidak berarti luput dari hempasan gelombang globalisasi, malahan boleh jadi dampaknya lebih dahsyat dari pada ikut bertarung pada era kompetisi tersebut. Strategi kompetisi yang paling dapat diandalkan oleh pelaku usaha jasa konstruksi dan jasa konsultansi adalah “strategi kualitas”. Oleh karena itu, para pelaku usaha jasa konstruksi dan konsultansi harus terus berusaha untuk mengembangkan konsepsi dan teknologi kualitas, sejalan dengan kecenderungan globalisasi. Diantara alternatif pilihan yang ada, nampaknya sistem manajemen kualitas ISO9000 dan Total Quality Management (TQM) adalah pilihan yang tepat dan efektif bagi para pelaku usahajasa konstruksi dan konsultansi. TQM mengembangkan konsep kualitas dari sudut pandang pengguna jasa konstruksi dan jasa konsultansi yang mengartikan kualitas adalah <!–[endif]–> kesesuaian. Bila suatu konstruksi prasarana atau infrastruktur dibangun, dibiayai dan digunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna jasa (pemerintah dan masyarakat) sesuai dengan persyaratan , maka dapat di katakana berkualitas. Persyaratan yang dimaksudkan adalah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunaj asa. Oleh karena itu dalam konsep TQM, pengguna jasa bukan hanya diartikan sebagai pembeli bangunan, tetapi diartikan juga sebagai proses berikutnya dan pihak yang menentukan persyaratan. Usaha-usaha peningkatan dan pengendalian kualitas pada awalnya hanya dalam lingkup penyedia jasa dan pengguna jasa. Sehingga diperlukan pihak ketiga yang sifatnya independen. Kehadiran pihak ketiga ini dianggap lebih obyektif dan dapat diterima kedua belah pihak. Sehingga memunculkan lembaga akreditasi di beberapa negara dengan menggunakan produk standar seperti: ASTM, JIS, BS dan lain sebagainya. Untuk memberikan jaminan pada semua pihak yang terlibat dalam perdagangan global (termasuk pelayanan jasa konstruksi/ konsultansi) bagi pihak pengguna jasa, diperlukan pihak ketiga yang independen dan dapat diterima semua pihak. Demikian sedikit kupasan mengenai hubungan globalisasi, jasa konstruksi, konsultansi dengan manajemen kualitas.

E.     Process Management Model (E)
Model atau cara ini digunakan menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis pada proses bisnis . Ini membangun dasar pondasi yang mana Continous Quality Management Model meneruskan mengadakan suatau analisis yang terhadap langkah langkah dan proses dalam meningkatkan dan memanfaatkan kesempatan yang ada.
Management kualitas yang terpadu merupakan pendekatan yang umum di gunakan untuk mendapatkan suatu kualitas yang diinginkan. Dan kualitas suatu proyek adalah masalah yang khusus yang mana wajib memerlukan penafsiran yang khusus pula.
Ada 6 (enam) lingkup dari pekerjaan proyek yang mana kualitas harus diuji dan diperiksa yaitu :
-          Kualitas dari penerangan dan keputusan dari klien
-          Kualitas dari proses disain
-          Kualitas Material dan komponen
-          Kualitas dari kumpulan proyek
-          Kualitas dari kegiatan management proyek
Management proyek sebagai rata rata dari peningkatan kualitas proyek.













BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Pengertian Manajemen Mutu
Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan perusahaan/organisasi,yang bertujuan untuk mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis.Sedangkan factor-faktor yang berhubungan dengan kualitas berdasarkan pengertian diatas adalah :
-          Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.
-          Proses management proyek itu sendiri.
2.      Prinsip-prinsip dalam Quality Management
a.       Kualitas harus dapat dikelola (Managed)
b.       Proses sebagai masalah bukan orang-orangnya
c.       Jangan Mengobati Gejala, namun temukan Solusinya
d.      Tiap orang bertanggung jawab terhadap Kualitas
e.       Kualitas adalah Terukur
f.       Perbaikan Kualitas harus berkelanjutan
g.      Kualitas adalah Investasi Jangka Panjang.
3.      Persyaratan Implementasi Quality Management (C)
ü  Inspeksi, Syarat ini dibutuhkan untuk melihat apakah standar spesifikasi sudah dicapai
ü  Quality control, Pengendalian mutu digunakan agar mutu yang diinginkan dapat tercapai.
4.      Sistem Implementasi Quality management (D)
Merupakan satu kesatuan aplikasi yang efektif dari usaha-usaha ilmu pengetahuan dan engineering dalam rangka mewujudkan kebutuhan operasional menjadi suatu sistem konfigurasi tertentu, melalui proses yang saling terkait berupa definisi keperluan analisis fungsional, sintesis, optimasi, desain, tes, dan evaluasi.
5.      Process Management Model (E)
Suatu cara/pola yang digunakan untuk menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis pada proses bisnis ,sehingga terbentuk pondasi  Continous Quality Management.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar